REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Siapakah yang lebih bijaksana dalam mengatur keuangan, generasi Z atau kalangan milenial? Laman keuangan personal dari Singapura, SingSaver, mencoba mengungkapnya dengan menggagas sebuah survei.
Survei yang berlangsung Agustus hingga September 2020 itu menganalisis 1.000 respons dari dua kelompok demografis di Singapura. Dilansir di laman Fintech News, Rabu (23/9), kelompok Gen Z yang diteliti berusia 18-23 tahun dan kalangan milenial berusia 24-39 tahun.
Tim berusaha memahami kebiasaan menabung kedua kelompok generasi, termasuk kebiasaan investasi dan pengetahuan finansial. Hasilnya, Gen Z di Singapura lebih mampu menabung daripada pendahulunya, kaum milenial.
Berdasarkan survei, sebanyak 85 persen kalangan Gen Z sudah menabung sebelum usia 22 tahun, sementara hanya 41 persen dari kalangan milenial melakukan hal sama. Generasi yang lebih muda juga punya determinasi lebih soal anggaran.
Sebanyak 65 persen Gen Z Singapura memilih opsi "sering" dan "sangat sering" menyesuaikan kebutuhan dengan anggaran yang sudah ditetapkan. Jumlah itu berbanding dengan 56 persen milenial yang memilih opsi sama.
Akan tetapi, kelompok milenial (47 persen) lebih hemat dan berhati-hati ketika mengatur anggaran, menabung, dan berinvestasi daripada Gen Z (35 persen). Barangkali itu karena tanggung jawab mereka yang lebih besar.
Ketidakpastian ekonomi juga membuat 48 persen dari keseluruhan peserta survei mencari tahu lebih banyak soal cara mengatur keuangan pribadi. Sebanyak 71 persen Gen Z dan milenial meyakini pengetahuan mereka sudah baik.
Itu membuat mereka percaya diri bahwa dana darurat yang dimiliki sudah mampu memenuhi kebutuhan antara tiga sampai enam bulan. Ketika bicara soal investasi, sebanyak 80 persen Gen Z maupun milenial sudah melakoninya.
Akan tetapi, 6 dari 10 peserta yang sudah berinvestasi merasa baru dalam ranah itu dan hanya punya pengetahuan dasar. Pemahaman yang belum menyeluruh membuat mereka ingin mencari tahu lebih banyak.
Menariknya, SingSaver mendapati kenaikan minat sebesar 324 persen terhadap konten-konten yang berhubungan dengan investasi sejak Januari 2020. Kenaikan minat itu ditemui pada demografi usia yang beragam.
Dengan usia yang lebih muda, Gen Z (39 persen) mengatakan masa pensiun menjadi motivasi terbesar mereka dalam berinvestasi. Sementara, kelompok milenial (45 persen) masih berfokus pada mencapai kebebasan finansial.
Tiga besar produk investasi yang digemari Gen Z dan milenial adalah obligasi/saham (59 persen), real estate (41 persen), dan reksadana (35 persen). Masih ada pula dua pertiga Gen Z dan generasi milenial yang hanya punya tabungan.
Tantangan terbesar bagi kedua kelompok generasi adalah minimnya pengetahuan dan pedoman mengatur keuangan di tengah pandemi Covid-19. Ada 38 persen milenial dan 26 persen Gen Z yang mengeluhkan hal tersebut.
n Shelbi Asrianti