REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua berita dari jenderal masuk jajaran teratas berita paling banyak dibaca pembaca Republika.co.id pada Selasa (22/9). Berita pertama dari Inspektur Jenderal Polisi Napoelon Bonaparte yang menjadi tersangka terkait keterlibatan dirinya dalam skandal hukum terpidana Djoko Tjandra. Napoleon melawan keabsahan penanganan kasusnya dengan mengajukan praperadilan di PN Jaksel.
Jenderal kedua adalah mantan panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo yang memberikan pengakuan alasan dicopotnya ia sebagai panglima TNI. Selain dua berita tersebut, masih ada tiga berita lain yang menyedot perhatian pembaca.
Berikut Top 5 News Republika.co.id pada Selasa, 22 September 2020:
a1. Jenderal Napoleon Melawan dan Minta Penyidikan Dihentikan
Tersangka Inspektur Jenderal Polisi Napoleon Bonaparte melawan keabsahan penanganan kasusnya dengan mengajukan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (21/9). Mantan kadiv Hubinter Mabes Polri itu meminta penanganan kasus hukumnya dihentikan, dan dirinya dilepaskan dari status tersangka terkait keterlibatan dirinya dalam skandal hukum terpidana Djoko Tjandra.
“Kalau tidak punya bukti, ya harusnya dihentikan saja,” terang Napoleon di PN Jaksel, pada Senin (21/9).
Napoleon, kemarin mendatangi PN Jaksel untuk menjalani sidang perdana gugatan praperadilan terkait statusnya sebagai tersangka dalam skandal pencabutan status buronan (red notice) terpidana Djoko Tjandra. Sidang perdana tersebut, berakhir dengan penundaan karena pihak kepolisian, tak ada yang hadir.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Jenderal Gatot Ungkap Dicopot karena Putar Film G30S/PKI
JAKARTA -- Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) periode 2015-2017, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengisahkan mengapa ia dicopot dari jabatannya di penghujung 2017. Padahal, ia harusnya masih berkarier di TNI sampai masa pensiun akhir Maret 2018.
Secara tiba-tiba, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Gatot dengan mengirim surat ke pimpinan DPR agar digantikan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto. Pun mutasi terakhir yang diteken Gatot akhirnya dibatalkan oleh Hadi.
Menurut Gatot, penggantian posisi pucuk pimpinan TNI terjadi lantaran ia bersikukuh menginstruksikan seluruh jajaran TNI untuk memutar atau menonton film Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) pada 2017. Keputusan Gatot kala itu memang mengagetkan banyak pihak.
"Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu partai, saya sebut saja PDIP. 'Pak Gatot hentikan itu, kalau tidak, pasti Pak Gatot akan diganti'. Saya bilang terima kasih, justru saya gas karena ini adalah benar-benar berbahaya. Dan benar-benar saya diganti," kata Gatot di akun channel Youtube Hersubeno Arief, seperti dikutip Republika, Selasa (22/9).
Baca berita selengkapnya di sini.