REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jepang sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan lebih banyak orang asing memasuki negara itu untuk tinggal lebih lama mulai awal bulan depan. Meski demikian, Jepang tetap membatasi wisatawan untuk mencegah penularan Covid-19.
Surat kabar Asahi melaporkan pada hari Rabu (23/9), Jepang telah menerapkan beberapa pembatasan perjalanan paling ketat di dunia. Bahkan penduduk tetap tidak dapat masuk kembali ke negara itu tanpa izin sebelumnya. Semua ini dilakukan dalam upaya mencegah penyebaran virus corona baru.
Namun, pemerintah akan melonggarkan beberapa pembatasan pada pelajar dan pebisnis dari tujuh negara pada akhir Juli. Di bawah pelonggaran terbaru yang diusulkan, Jepang akan mengizinkan mereka yang tinggal lebih dari tiga bulan, seperti pelajar dan pekerja medis, untuk masuk dari negara mana pun, kata Asahi, mengutip berbagai sumber pemerintah.
"Warga asing yang masuk akan dibatasi hingga 1.000 orang sehari," kata sumber pemerintah.
Jepang sejauh ini berhasil menjaga infeksi virus corona dan kematiannya pada tingkat yang rendah dibandingkan dengan negara-negara yang terkena dampak paling parah. Jepang mencatat kumulatif 79.900 infeksi dan 1.519 kematian.