REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemimpin Oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim mengaku telah memiliki cukup dukungan untuk menyingkirkan Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin. Ia menyebut telah mengumpulkan mayoritas yang kuat, dan meyakinkan dari anggota Parlemen (MP) untuk membentuk pemerintahan baru, Rabu (23/9).
"Saya seharusnya mengadakan audiensi dengan raja pada Selasa pukul 11.00, tetapi ditunda karena Yang Mulia dirawat di rumah sakit," kata Anwar dalam konferensi pers seperti dikutip laman Channel News Asia, Rabu (23/9).
Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) itu mengaku telah berbicara dengan raja melalui telepon pada Selasa malam. Pada Selasa malamnya, Istana Negara mengatakan, bahwa Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah sudah di National Heart Institute.
Anwar mengungkapkan bahwa dia akan mengungkapkan daftar anggota parlemen setelah audiensi kerajaan. Dia juga mengklaim bahwa dirinya memiliki hampir dua pertiga mayoritas parlemen. "Bukan empat, lima atau enam, yang saya bicarakan lebih dari itu," katanya.
Mereka yang mendukungnya, kata dia, harus menghormati integritas, pemerintahan yang baik, anti korupsi dan supremasi hukum. "Tentu saja itu adalah mayoritas Melayu Bumiputera, tetapi (pemerintah) yang inklusif dari ras dan denominasi agama di negara ini. Itu adalah posisi yang sangat jelas bahwa saya tidak siap untuk berkompromi," ujar Anwar.
Sebelumnya, Anwar diperkirakan akan menggantikan posisi Mahathir, yang menjadi perdana menteri ketujuh negara itu setelah Pakatan Harapan (PH) mengalahkan koalisi Barisan Nasional (BN) dalam pemilihan umum 2018. Anwar memang sempat menjalani hukuman penjara karena tuduhan kasus sodomi. Dia kemudian diberikan pengampunan kerajaan beberapa hari setelah kemenangan mengejutkan PH.
Sementara itu, Parti Amanah Negara, sebuah partai komponen PH, telah menjanjikan dukungannya untuk Anwar. "Semua 11 anggota parlemen dari Parti Amanah Negara sepenuhnya mendukung kepemimpinan Datuk Seri Anwar sebagai ketua PH dan menaruh kepercayaan padanya untuk membentuk pemerintahan baru," kata presiden Amanah, Mohamad Sabu dalam pernyataan yang dikeluarkan tak lama setelah pers Anwar.
Menanggapi pengumuman Anwar, Menteri Sains dan Teknologi Khairy Jamaluddin mengunggah melalui Twitter foto rapat Kabinet sekitar tengah hari. "Baru saja menyelesaikan rapat menteri kabinet. Tidak ada yang roboh atau tumbang," katanya.