Rabu 23 Sep 2020 16:05 WIB

Nominasi Pemain Asing Terbaik IBL Pertamax 2020

Pemain asing sudah tiga tahun terakhir ini mewarnai kompetisi IBL.

Rep: Fitriyanto/ Red: Agung Sasongko
Pebasket Louvre Surabaya Savon Rafriyq Lioyd Goodman (kiri) mencoba memasukkan bola disaksikan pebasket Pelita Jaya Bakrie Valentino Wuwungan (kanan) saat pertandingan seri kelima Indonesian Basketball League (IBL) Pertamax 2020 di Gor Jayabaya, Kota Kediri, Jawa Timur, Ahad (1/3/2020).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Pebasket Louvre Surabaya Savon Rafriyq Lioyd Goodman (kiri) mencoba memasukkan bola disaksikan pebasket Pelita Jaya Bakrie Valentino Wuwungan (kanan) saat pertandingan seri kelima Indonesian Basketball League (IBL) Pertamax 2020 di Gor Jayabaya, Kota Kediri, Jawa Timur, Ahad (1/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain asing sudah tiga tahun terakhir ini mewarnai kompetisi basket tertinggi di tanah air. Untuk IBL Pertamax 2020 bahkan satu tim diperkuat tiga pemain asing namun maksimal hanya dua yang boleh bermain bersama.

Pemain Bigman masih menjadi andalan tim untuk mendulang poin. Sehingga Tiga nominasi calon pemain asing terbaik pun semuanya pemain Bigman. Berikut ini tiga pemain asing yang dinominasikan menjadi pemain terbaik IBL Pertamax 2020, sebagaimana dilansir dari laman IBL Indonesia, hari ini.

Baca Juga

1. Mike Edwards Glover (NSH Jakarta)

Ketika datang pertama kali ke Indonesia, Mike Edwards Glover meragukan banyak pihak. Tapi setelah dia bermain, Glover justru jadi idola baru di IBL Pertamax 2020. Dia sukses membantu NSH Jakarta tampil di puncak performa yang luar biasa. 

Glover layak masuk nominasi Best Foreign Player of the Year. Badannya tinggi besar, dan dimanfaatkan sebagai senjata andalan ketika bermain. Glover sukses membuat tim asuhan AF Rinaldo tersebut memenangkan 10 laga dari 14 pertandingan musim reguler. 

Glover sendiri mencetak rata-rata 23,3 PPG dan 10,6 RPG. Dengan catatan tersebut, dirinya masuk urutan kedua di bawah Dior Lowhorn. Berbeda dengan Lowhorn yang ada di tim sekelas Pelita Jaya. Glover harus beradaptasi dengan permainan NSH Jakarta yang cenderung punya pemain kecil lebih banyak. Namun kehadiran Glover justru menutup celah yang selama ini ada di NSH, yaitu kekurangan big man. Glover menjadi problem solving tim ini, sehingga NSH bisa tampil bagus musim ini.

2. Savon Rafriyq Lloyd Goodman (Louvre Surabaya)

IBL Pertamax 2020 menjadi musim kedua bagi Savon Rafriyq Lloyd Goodman. Sebelumnya pemain setinggi 1,96 meter itu berhasil membawa Stapac Jakarta juara IBL musim 2018-19. Kehadirannya di Louvre Surabaya membawa pembeda. Savon jadi tulang punggung Louvre di musim reguler.

Absennya Savon karena cedera di seri Surabaya, membuat Louvre kocar-kacir. Beruntung mereka masih punya Michael Kolawole dan Martavious Irving yang membantu tim bangkit dari keterpurukan. Itu secuil cerita Louvre sebelum liga ditunda karena pandemi Covid-19. Sebagai tim baru, Louvre memang punya komposisi pemain yang bagus. Terutama setelah mereka mengambil Savon Goodman di putaran pertama Foreign Player Draft IBL 2019. 

Selama 12 pertandingan, ia mencetak rata-rata 22,9 PPG dan 12,9 RPG. Untuk catatan poin, Savon berada di bawah Dior Lowhorn (Pelita Jaya Bakrie), dan Michael Edward Glover (NSH Jakarta). Savon memang seorang eksekutor sejati. Dan, sebagai ujung tombak dirinya sangat tajam. Terutama memanfaatkan umpan matang dari point guard berkualitas tanah air seperti Dimaz Muharri dan Wendha Wijaya. Salah satu kelemahan Savon hanyalah rentan cedera. Field goals Savon Goodman musim ini di kisaran 51%.  

Catatan bagus dari pemain kelahiran 27 September 1993 tersebut adalah membawa Louvre berada di posisi empat besar klasemen sementara. Sebagai tim baru, Louvre sudah bisa tampil di semifinal playoff. Ini semua berkat Savon Goodman yang tampil bagus di bersama mereka. 

3. Dior Alexandros Lowhorn (Pelita Jaya Bakrie)

Dior Alexandros Lowhorn sudah bermain tiga musim di IBL. Dua musim sebelumnya, 2017-18 dan 2018-19, pemain berusia 33 tahun itu membela Satria Muda Pertamina Jakarta. Sedangkan di IBL Pertamax 2020 berada di tim Pelita Jaya Bakrie. Lowhorn memimpin catatan statistik pemain asing dan masuk nominasi Best Foreign Player of the Year. 

Mantan pemain Saigon Heat di ABL 2012-13 itu rasanya tak perlu lagi diragukan kualitasnya. Pemain setinggi 2,01 meter tersebut selalu menjadi pilihan pertama sebagai tulang punggung serangan bagi timnya. Termasuk saat di Pelita Jaya. Tampil sebanyak 12 pertandingan dari total 13 laga Pelita Jaya, Lowhorn mencetak 28,3 PPG, 13,5 RPG, dan 1,2 APG. Catatan tertinggi dari semua pemain asing di IBL Pertamax 2020. Keberadaan Lowhorn selalu membuat tim dominan di paint area. Sudah tidak perlu diragukan lagi.

Meski soal persentase kemenangan juga tidak terpengaruh dengan hal ini. Karena Pelita Jaya juga tiga kali kalah di musim reguler sebelum ditunda karena pandemi virus korona. Lowhorn di Pelita Jaya punya perbedaan. Kali ini, Lowhorn punya catatan block shot sebesar 1,1 BPG. Ini artinya, dalam beberapa pertandingan, dirinya membantu Pelita Jaya untuk bertahan. Namun sebagai pemain dengan tipe menyerang, Lowhorn lebih suka berada di garis depan saat offense. Field goals musim ini juga besar, yaitu 58%, termasuk 3PTS Percentage 30%. Lowhorn juga sangat bagus di free throw dengan persentase 54%. 

Rasanya bila pandemi virus korona tidak ada, maka peluang Pelita Jaya menjadi juara bersama Lowhorn sangat besar. Itulah sebabnya, Lowhorn layak masuk nominasi Best Foreign Player IBL Pertamax 2020. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement