Rabu 23 Sep 2020 17:06 WIB

Pekan Pertama PSBB, Wagub DKI Klaim Ada Kepatuhan Meningkat

Ada kesadaran yang meningkat dari warga juga di perkantoran.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andi Nur Aminah
Warga mengendarai sepedanya saat berolahraga di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (20/09/2020). Aktivitas warga di kawasan tersebut mulai berkurang seiring diberlakukannya Pembatasan Sosial BerskaLa Besar (PSBB) total di Jakarta. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Warga mengendarai sepedanya saat berolahraga di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (20/09/2020). Aktivitas warga di kawasan tersebut mulai berkurang seiring diberlakukannya Pembatasan Sosial BerskaLa Besar (PSBB) total di Jakarta. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Jakarta telah berlangsung selama lebih dari satu pekan. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengklaim, terjadi peningkatan kepatuhan dari masyarakat dan pihak perkantoran di Ibu Kota terhadap pelaksanaan protokol kesehatan.

"Evaluasi seminggu ini, kami bersyukur ada kesadaran yang meningkat dari warga juga perkantoran," kata Ariza di Jakarta, Rabu (23/9).

Baca Juga

Namun, menurut Ariza, hasil evaluasi tersebut belum dapat menurunkan angka kasus harian Covid-19 di Jakarta. Dia menyebut, perlu adanya kesadaran yang lebih tinggi lagi dari seluruh masyarakat.

Oleh karena itu, Ariza meminta kepada seluruh Ketua RT dan RW untuk segera membentuk kader Covid-19 dalam setiap rumah warga. Tujuannya, agar meningkatkan kesadaran serta kepatuhan masyarakat terhadap pentingnya menjalankan protokol kesehatan saat beraktivitas dimanapun.

"Kita minta membentuk menyiapkan satu anggota keluarga sebagai kader Covid-19 untuk memastikan di lingkungan terkecil masyarakat, di keluarga, semuanya memahami, mengerti, dan melaksanakan protokol Covid-19," papar Ariza.

"Mudah-mudahan dengan upaya yang demikian, kita bisa mengurangi penyebaran (Covid-19)," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement