REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Liga Inggris kecewa dengan keputusan pemerintah Inggris yang membatalkan rencana diizinkannya penonton hadir ke stadion pada 1 Oktober. Pemerintah mengambil keputusan tersebut karena terjadi lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir.
Liga Inggris melihat ini akan semakin memperparah krisis finansial klub. Tak adanya penggemar di stadion akan menghancurkan klub di seluruh Inggris. Musim lalu, tim Liga Inggris menderita kerugian secara keseluruhan mencapai 700 juta Poundsterling dan lebih dari 100 juta Poundsterling per bulan hilang dari permasukan pertandingan nasional.
"Liga Premier mencatat pengumuman pemerintah hari ini dan sementara kesehatan bangsa harus tetap menjadi prioritas semua orang, kami kecewa karena kembalinya pendukung yang aman ke pertandingan telah ditunda," demikian bunyi pernyataan Liga Inggris, dilansir dari theweek, Rabu (23/9).
Liga Inggris yakin dengan pedoman protokol kesehatan dijalankan di seluruh liga yang melibatkan para ahli dan disetujui otoritas setempat, penggemar akan aman menyaksikan pertandingan sepakbola. Mereka memberikan contoh di liga-liga Eropa lainnya yang mampu menghadirkan penonton ke stadion dengan aman.
“Sepak bola tidak sama tanpa kehadiran penggemar dan ekonomi sepak bola tidak akan berkelanjutan tanpa mereka. Musim lalu, klub Liga Premier menderita kerugian £ 700 juta dan saat ini, pertandingan nasional kami kehilangan lebih dari £ 100 juta per bulan. Ini mulai berdampak buruk pada klub dan komunitas mereka,” mereka menambahkan.
Rencana kebijakan tersebut akan semakin membawa dampak buruk kepada klub non liga. Mereka diprediksi bisa bangkrut jika fan tak diizinkan hadir ke stadion. Musim Liga Nasional yang dijadwalkan akan dimulai pada 3 Oktober bisa saja ditunda. Liga Nasional, tiga divisi non-liga akan berkonsultasi dengan klub dan keputusan diharapkan segera keluar setelah pertemuyan dengan dewan pada Kamis besok.
Kepala Eksekutif Chesterfield, John Croot heran dengan rencana pemerintah membatalkan tak jadi mengizinkan penonton hadir ke stadion. Sejauh ini, katanya, klub sedang berjuang agar tetap bertahan. Dengan keputusan terbaru ini, masalah besar akan datang.
“Kami baik-baik saja secara finansial untuk saat ini. Berbicara dengan klub lain, ada beberapa di luar sana yang tinggal berminggu-minggu lagi dari masalah nyata,” ujarnya.
Ketua Doover Athletic, Jim Parmenter mengatakan klub Liga Nasional akan menentang upaya yang menginginkan agar musim baru digelar secara tertutup. Ia mengklaim tak ada komunikasi dari pemerintah terkait rencana tersebut.
“Dewan telah bekerja keras untuk memastikan klub tetap bertahan, meskipun ini merupakan kemunduran lain untuk upaya kami dan pasti ini akan melibatkan konsultasi lebih lanjut dengan staf kami,” jelasnya.
Ia menegaskan suporter telah dibuat yakin bahwa klub sedang berjuang agar tetap bertahan dan langkah terus diambil agar mereka bisa kembali ke stadion. Saat ini, ia belum mengetahui bagaimana liga akan berjalan. Namun kemungkinan pertandingan akan ditunda.
“Kecuali jika pendanaan disediakan oleh pemerintah, sepak bola di balik pintu tertutup tidak berkelanjutan di level kami,” Ia menegaskan.
Kepala eksekutif Portsmouth, Mark Catlin berpendapat klub League One harus memapu menghadapi situasi pertandingan apabila digelar tertutup. Namun ia juga memiliki khawatiran kepada kelangsungan komunitas sepakbola yang lebih luar jika pendukung dilarang datang langsung ke stadion.
"Seseorang sangat perlu memberi klub pilihan bagaimana mereka bisa keluar dari lubang keuangan ini,” tuturnya.