REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Madrid menjadi pusat ledakan baru Covid-19 di Spanyol. Mulai Jumat (25/9) mendatang, karantina parsial akan diperpanjang dan diperluas ke lebih banyak daerah untuk membendung lonjakan kasus baru.
Pada Senin (20/9) lalu, pemerintah setempat memperkenalkan kontrol mobilitas pada sekitar 850 ribu warga Madrid, kebanyakan di wilayah padat penduduk dan berpenghasilan rendah di Selatan Madrid. Lingkungan ini menyumbang 13 persen dari 6,6 juta penduduk di kawasan itu dan 24 persen dari total kasus covid-19.
Pembatasan tersebut mencegah orang memasuki atau meninggalkan daerah yang terkena dampak kecuali untuk pekerjaan, pendidikan, atau untuk mencari perawatan medis, mereka dapat bergerak bebas di dalam zona mereka.
Pada konferensi pers, wakil kepala kesehatan Antonio Zapatero menegaskan pembatasan akan diperluas ke lebih banyak wilayah. Dia mengatakan pemerintah daerah akan mengumumkan lebih rinci zona-zona yang terdampak karantina parsial ini pada Jumat mendatang.
"Pemerintah daerah masih mempelajari dan menganalisis data epidemiologi sebelum mengambil keputusan," tambah Zapatero yang dikutip Malay Mail dari AFP, Rabu (23/9).
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Spanyol Salvador Illa meminta penduduk Madrid untuk membatasi gerakan mereka semaksimal mungkin dan membatasi kontak sosial untuk menekan lonjakan infeksi Covid-19. Saat ini, taman-taman telah ditutup, kafe dan restoran juga harus ditutup pada pukul 22.00
Sejauh ini, 202.600 kasus telah tercatat di Madrid, dengan 9.129 kematian, yang merupakan sepertiga dari total nasional. Sejak pemerintah pusat mengakhiri keadaan daruratnya pada 21 Juni dan mencabut semua pembatasan karantina nasional, tanggung jawab untuk perawatan kesehatan publik dan mengelola pandemi telah diserahkan ke tangan 17 daerah otonom Spanyol.