Kamis 24 Sep 2020 07:56 WIB

Raja Salman Dukung Upaya AS Bawa Palestina-Israel Berunding

Raja Salman menyebutkan Arab Saudi telah meluncurkan inisiatif perdamaian sejak 1981

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz
Foto: Saudi Press Agency via AP
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz mengatakan, bahwa negaranya mendukung upaya Amerika Serikat (AS) untuk membawa pihak Palestina dan Israel ke meja perundingan. Pernyataannya muncul dalam pidato yang disampaikan di Sidang Umum PBB ke-75 melalui tautan video.

"Kami mendukung upaya yang dilakukan oleh pemerintah Amerika saat ini untuk membawa perdamaian ke Timur Tengah melalui pihak Palestina dan Israel duduk di meja perundingan guna mencapai kesepakatan yang adil," ujar Raja Salman menurut Saudi Press Agency, yang dilansir laman Anadolu Agency, Kamis (24/9).

Baca Juga

Raja Salman mengatakan perdamaian di Timur Tengah adalah pilihan strategis Arab Saudi dan kerajaan. Dia juga mengatakan, bahwa Saudi telah meluncurkan inisiatif perdamaian sejak 1981. 

"Inisiatif Perdamaian Arab (2002) mencakup landasan...yang akan memastikan bahwa Palestina mendapatkan hak-hak mereka, yang paling utama adalah pembentukan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," ujar Raja Salman.

Pada 15 September, Uni Emirate Arab dan Bahrain menandatangani perjanjian normalisasi yang diperantarai AS dengan Israel di Gedung Putih. Penandatanganan itu mengabaikan penolakan Palestina. Namun, Riyadh belum menyatakan penolakan atau dukungannya untuk perjanjian tersebut.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ نُهُوْا عَنِ النَّجْوٰى ثُمَّ يَعُوْدُوْنَ لِمَا نُهُوْا عَنْهُ وَيَتَنٰجَوْنَ بِالْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَتِ الرَّسُوْلِۖ وَاِذَا جَاۤءُوْكَ حَيَّوْكَ بِمَا لَمْ يُحَيِّكَ بِهِ اللّٰهُ ۙوَيَقُوْلُوْنَ فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ لَوْلَا يُعَذِّبُنَا اللّٰهُ بِمَا نَقُوْلُۗ حَسْبُهُمْ جَهَنَّمُۚ يَصْلَوْنَهَاۚ فَبِئْسَ الْمَصِيْرُ
Tidakkah engkau perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu (Muhammad), mereka mengucapkan salam dengan cara yang bukan seperti yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri, “Mengapa Allah tidak menyiksa kita atas apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Maka neraka itu seburuk-buruk tempat kembali.

(QS. Al-Mujadalah ayat 8)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement