Kamis 24 Sep 2020 09:29 WIB

Ancaman Resesi Ekonomi jadi Peluang Investasi di Pasar Saham

Investor diimbau untuk tetap melakukan diversifikasi investasi.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
President Director Mandiri Management Investment Alvin Pattisahusiwa memperkirakan resesi yang melanda ekonomi Indonesia bukan merupakan hambatan untuk berinvestasi. Hal tersebut semestinya menjadi waktu yang tepat bagi seseorang melakukan investasi terutama di pasar saham.
Foto: Pixabay
President Director Mandiri Management Investment Alvin Pattisahusiwa memperkirakan resesi yang melanda ekonomi Indonesia bukan merupakan hambatan untuk berinvestasi. Hal tersebut semestinya menjadi waktu yang tepat bagi seseorang melakukan investasi terutama di pasar saham.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi perekonomian Indonesia akan memasuki kondisi resesi pada akhir tahun ini. Hal ini disebabkan oleh prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal tiga 2020 tetap terkontraksi.

President Director Mandiri Management Investment Alvin Pattisahusiwa memperkirakan resesi yang melanda ekonomi Indonesia bukan merupakan hambatan untuk berinvestasi. Hal tersebut semestinya menjadi waktu yang tepat bagi seseorang melakukan investasi terutama di pasar saham.

Baca Juga

"Masa resesi ini justru kesempatan untuk berinvestasi saham-saham dengan harga yang cukup murah atau harga diskon dibandingkan dengan pada saat masa normal. Kita jangan lompat dari pesawat pada saat turbulensi seperti sekarang," ujarnya kepada wartawan, Kamis (24/9).

Menurutnya saat ini seharusnya seseorang yang sudah berinvestasi saham terus melakukan investasi dan tidak lupa melakukan diversifikasi produk investasi. Hal itu penting agar bisa memanfaatkan peluang investasi yang lebih maksimal pada masa mendatang.

"Kita juga harus tetap menjalankan prinsip-prinsip untuk diversifikasi. Dalam artian kita juga harus punya kantong sisi rupiah dan kantong diversifikasi mata uang lain yang dalam hal ini dolar karena resesi yang terjadi bukan terjadi hanya di Indonesia, tapi juga di dunia,” ucapnya.

Sementara Director of Consumer Banking PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung menambahkan pada dua tahun terakhir terlihat adanya perubahan tren berskala global yang terjadi secara masif, seperti perkembangan transformasi teknologi, dan perubahan demografi sosial yang membentuk pola baru konsumsi konsumen.

“Kami telah tingkatkan kemudahan pengelolaan dan pengembangan kekayaan melalui piranti digital, pembahasan iklim investasi secara berkala dan beragam produk yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah serta iklim investasi tersebut,” ucapnya.

Bank DBS Indonesia juga telah menyediakan sebuah instrumen investasi yang handal, yaitu reksa dana Mandiri Global Sharia Equity Dollar. Produk investasi dengan penempatan berfokus pada perusahaan sektor-sektor yang tangguh, seperti digitalisasi, kesehatan, keuangan, hingga energi.

“Produk ini menyediakan pilihan dan peluang bagi nasabah yang ingin mendiversifikasikan kekayaannya dengan penempatan di pasar global. Hal ini sejalan dengan komitmen kami sebagai mitra keuangan dan manajemen kekayaan," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement