REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- CEO Tesla Elon Musk mengungkapkan akan memproduksi mobil dengan inovasi baterai yang baru dan biaya yang lebih efisien. Para ahli baterai menilai rencana tersebut sangat menjanjikan namun Tesla kemungkinan akan kesulitan dalam penerapannya.
Para ahli baterai juga mempertanyakan seberapa cepat Tesla dapat merapkanya. Begitu juga dengan seberapa besar kontribusi Tesla untuk mengurangi biaya keseluruhan dalam produksinya.
Padahal, sel baterai baru Tesla dengan format silinder yang lebih besar dapat menyimpan lebih banyak energi dan lebih mudah dibuat. Hal itu dinilai menjadi kunci untuk mencapai tujuan Tesla dalam memangkas setengah biaya baterai dan meningkatkan produksi baterai hampir 100 kali lipat pada 2030.
CEO salah satu pendiri produsen bahan baterai Sila Nanotechnologies dan mantan arsitek sistem baterai Tesla, Gene Berdichevsky menilai hal yang paling konkret, nyata, dan mungkin paling berdampak adalah desain sel baru. “Itu adalah desain yang sangat bagus, yang mengarah pada biaya produksi yang lebih rendah di tingkat sel. Hal tersulit adalah membuatnya dalam skala besar,” kata Berdichevsky dikutip dari Reuters, Kamis (24/9).
Sementara itu, Profesor di Universitas California San Diego, Shirley Meng mengatakan sebagian besar klaim diharapkan kepad Tesla seperti format 4680, desain tabless, anoda silikon, dan pilihan katoda yang beragam. Meng mengaku terkejut dengan proses pembuatan katoda dan paduan baru berbasis aluminium.
Selain itu, Profesor di University of Virginia, Gary Koenig menilai banyak orang sering mencari jenis baterai baru. Hanya saja, menurut Koenig dengan mengubah hal-hal seperti faktor bentuk dapat membuat perbedaan besar.
Seperti yang disebutkan Musk, lanjut Koenig, pemrosesan elektroda baterai melibatkan penambahan dan penghilangan pelarut. “Penambahan pelarut sangat membantu untuk memadukan beberapa komponen yang diinginkan, jadi mendapatkan adhesi yang baik dan pencampuran tanpa pelarut saya rasa sulit,” ungkap Koenig.