REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tahun 2020 yang diikuti sekitar 7.500 mahasiswa diadakan secara dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring), yang diselenggarakan dalam tujuh gelombang.
Penyelenggaraan Pesmaba luring dilaksanakan mulai 22 September hingga 14 Oktober 2020. Per gelombang, setiap fakultas menjalankan Pesmaba selama dua hari berturut-turut, yakni sehari penyelenggaraan Pesmaba di tingkat universitas dan sehari di tingkat fakultas.
Kepala Humas dan Protokoler UMM, Sugeng Winarno mengatakan, target utama penyelenggaraan Pesmaba adalah mengidentifikasi potensi calon mahasiswa baru (camaba), memahamkan kultur belajar, serta mengenal seluruh fasilitas perkuliahan yang dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran.
Dari sekitar 7.500 mahasiswa baru yang mengikuti Pesmaba, sambung dia, hanya sebagian kecil yang diperkenankan panitia untuk mengikuti Pesmaba luring guna menghindari penularan Covid-19. "Panitia secara ketat menerapkan protokol kesehatan," kata Sugeng di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (24/9).
Pembukaan Pesmaba UMM 2020 disimbolkan dengan rampak perkusi dan iringan tarian Lestari Indonesia, tari kreasi kontemporer Kota Malang dikemas secara apik dengan pola rancak dan dinamis. Tarian ini menggambarkan sebuah semangat dalam mengekspresikan kekuatan dalam melestarikan budaya Indonesia.
Selain itu, juga disambut drone Motodoro, drone pertanian rancangan dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan UMM dengan mengibarkan bendera Pesmaba di langit kawasan UMM.
Rektor UMM Dr Fauzan mengatakan, Pesmaba kali ini mengusung tema 'UMM dari Muhammadiyah untuk Bangsa', yang berarti UMM memiliki tanggung jawab dalam menyelenggarakan pendidikannya, tidak hanya sekadar mengantarkan mahasiswanya menjadi sarjana.
"Akan tetapi di balik itu, yang lebih penting adalah saudara menjadi pemimpin bangsa. Karena saudara hadir di UMM akan dicetak menjadi pemimpin bangsa," kata Fauzan di hadapan 200-an maba UMM yang mengikuti Pesmaba luring.
Di tengah kondisi pandemi Covid-19, Fauzan mengajak seluruh maba untuk tidak larut menjadi manusia yang sulit, yang pada akhirnya hanya mengeluh, tertutup, serta ekslusif. "Kita bersama-sama bangkit menyiapkan diri, menyiapkan karakter kita untuk menjadi manusia tangguh dalam menghadapi situasi apa saja," ujarnya.
Sejak awal perkuliahan para maba sudah harus mempersiapkan diri. Tidak sekadar untuk belajar. Di UMM, jika tujuan mahasiswa sekedar belajar sesuai dengan jurusannya, terlalu kecil. Fauzan berharap, mahasiswa yang kuliah di UMM diniatkan untuk mejadi pemimpin bangsa.
"Sekali lagi, karena saudara telah memilih UMM, konsekuensi logisnya harus menunjukkan karakter kuat, kerja keras, jujur, semangat, dan optimistis. Karena hanya orang-orang yang memiliki karakter seperti itulah yang akan mampu merebut kemenangan di masa mendatang," tuturnya.