REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis novel Asma Nadia mengatakan film religi bersifat luas, tidak harus dengan wanita berjilbab dan pria dengan celana cingkrang serta janggut. "Film religi luas, tidak harus wanita berjilbab, laki-laki nggak harus cingkrang dan berjanggut. Yang penting film religi memiliki pesan yang membuat lebih baik," kata Asma dalam acara diskusi webinar "Film Horor dan Religi dalam Perspektif Agama", Kamis (24/9).
Asma melanjutkan, yang paling terpenting pesan dalam film religi dapat mencerahkan bagi para penontonnya. Selain itu, juga tidak keluar dari koridor Islam.
"Punya pesan mencerahkan, ada dalam koridor Islam, dan tidak keluar dari koridor Islam, buat saya film itu universal," kata dia.
Saat ini, karya Asma Nadia yang sudah diterbitkan mencapai hingga 60 buku. Novel pertamanya yang diangkat ke layar lebar, yakni Emak Ingin Naik Haji pada 2009. Terdapat banyak judul film yang diadaptasi dari novel karyanya di antaranya, Rumah tanpa Jendela, Surga yang tak Dirindukan, dan Assalamualaikum Beijing.
"Saya beruntung alhamdulillah, bagi saya menulis berjuang, tanggung jawab menyuarakan hal-hal, kepada mereka yang nggak sampai, banyak persoalan, saya sudah komitmen menulis sebagai kerja jadi ibadah," kata dia.
Asma Nadia kerap bekerja sama dengan Pendiri MD Entertainment Manoj Punjabi dalam pembuatan novelnya yang diangkat ke layar lebar. Manoj mengatakan, film Indonesia saat ini tidak kalah bersaing dengan film dari luar negeri.
Manoj mengungkapkan, market share film Indonesia terus mengalami peningkatan di antara film luar lainnya. Dia mengatakan, cerita film religi ada yang diangkat ke layar lebar dan televisi. Untuk cerita yang diangkat ke layar lebar, menurutnya harus dengan cerita yang berbeda dari biasanya.
Dia pun kerap mengangkat cerita dari novel untuk diangkat ke layar lebar. "Saya suka angkat based on novel, karena kalau sudah buku terjual 100 ribu itu sudah dibaca 200 ribu orang. Sudah ada fanbase sehingga yakin, tidak meraba-raba," kata dia.