REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau seluruh pesantren yang melakukan kegiatan pembelajaran secara tatap muka mematuhi protokol kesehatan. Sebab baru-baru ini, kata dia, terdapat 20 pesantren yang terkonfirmasi santrinya terpapar virus tersebut.
"Mayoritasnya ada di Jawa Timur (penyebaran Covid-19 di pesantren), utamanya di Banyuwangi,” kata dia dalam webinar bertajuk "Program Sekolah dan Pesantren Sehat di Era Adaptasi Kebiasaan Baru", Kamis (24/9).
Meski demikian, faktor pendukung berjalannya protokol kesehatan pun diakui harus berjalan beriringan dengan sarana dan prasarana yang ada. Dalam realitanya, hingga saat ini masih banyak pesantren yang tidak memiliki sarana dan prasarana yang cukup.
Misalnya, fasilitas sanitasi dan sarana mandi, cuci, kakus (MCK), akses internet, hingga elektrifikasi yang belum merata. Apalagi berdasarkan catatan Kemenag, dari 29 ribu lebih pesantren yang tersebar di pelosok Tanah Air, mayoritasnya belum teraliri listrik atau tersentuh akses internet.