REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka tak lagi menganggap Alexander Lukashenko sebagai presiden sah Belarus.
"AS tidak bisa terus menganggap Aleksander Lukashenko sebagai pemimpin Belarus yang terpilih secara sah," kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan, beberapa jam setelah Lukashenko resmi dilantik untuk masa jabatan ketujuh.
"Jalan selanjutnya harus berupa dialog nasional yang mementingkan hak rakyat Belarus, di mana mereka dapat memilih pemimpin mereka dalam pemilihan umum yang bebas dan adil di bawah pengawasan independen," kata dia lagi.
Upacara pelantikan Lukashenko berlangsung di Istana Kemerdekaan di Minsk pada Rabu.
Seusai upacara tersebut, dia mengatakan rakyat Belarus tidak hanya memilih kembali presiden mereka, tetapi juga mempertahankan kehidupan damai dan kedaulatan di Belarus.
Aksi protes meletus setelah Lukashenko, yang menjabat sebagai presiden sejak 1994, dinyatakan sebagai pemenang pemilu 9 Agustus. Kandidat oposisi menuduh pemerintah mencurangi pemilu.
Para pemimpin NATO dan Eropa telah mendesak Lukashenko untuk melancarkan dialog dengan oposisi dan menghormati hak asasi manusia warga Belarus.