REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Seorang ASN di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, meninggal setelah terpapar Covid 19. Terkait hal ini, sebanyak 23 ASN di kantor tersebut melakukan tes swab, Kamis (24/9).
Kepala Kantor Kemenag Banyumas, Akhsin Aedi menyebutkan, ASN yang meninggal merupakan ASN laki-laki berusia 45 tahun, yang bekerja di bagian pendaftaran dan pembatalan haji. ''Almarhum masuk rumah sakit Jumat pekan kemarin, dan meninggal Selasa (22/9),'' jelasnya.
Dia menyebutkan, sebelum terjangkit Covid 19, almarhum memang aktif melakukan pekerjaan kantor sesuai jabatan yang diembannya. Antara lain, pada tanggal 28 Agustus 2020 sempat pergi ke Semarang untuk mengurus usulan mutasi haji dan pendistribusian buku manasik haji ke beberapa KUA.
Kemudian pada 9 hingga 11 September, melakukan rakor operator siskohat di salah satu hotel di Purwokerto. ''Setelah rapat terakhir, almarhum mengeluh sakit hingga masuk menjalani perawatan di rumah sakit,'' katanya.
Dia menyebutkan, selain dipastikan terjangkit Covid 19, korban juga diketahui pernah memiliki riwayat penyakit jantung dan hipertensi. ''Ada kemungkinan almarhum meninggal karena punya penyakit pemberat,'' katanya.
Menurutnya, sejak beberapa waktu terakhir, Kantor Kemenag sebenarnya sudah menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) yang lebih banyak. Bahkan jumlah ASN yang menjalani WFH mencapai 70 persen dari jumlah seluruh karyawan.
''Hanya 30 persen karyawan yang masuk kantor. Kami bergantian masuk kantor,'' katanya.
Kantor Desa Tutup
Sementara terkait dengan Covid 19 ini, warga Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas, sejak beberapa hari terakhir harus mengurus surat-surat desa dengan mendatangi rumah perangkat desanya. Hal ini menyusul kebijakan penutupan kantor desa, setelah kepala desanya terpapar Covid-19.
''Itu pun kalau memang benar-benar penting. Kalau urusannya tidak penting, sebaiknya ditunda dulu,'' jelas Kepala Desa Kedondong Suratman, yang saat ini menjalani perawatan di RS Siaga Medika, Banyumas.
Dihubungi wartawan via telepon, dia mengaku mengetahui dirinya terjangkit Covid 19, setelah dilakukan rapid test di puskesmas Sokaraja. ''Saya secara mandiri memeriksakan diri ke Puskesmas karena mengalami gejala flu. Sementara sebelumnya, saya berinteraksi dengan warga yang belakangan diketahui positif Covid 19,'' katanya.
Dari hasil rapid test tersebut, dia kemudian memeriksakan diri di RS Siaga Medika dan langsung menjalani isolasi. Dari hasil tes swab mandiri, dia diketahui positif Covid 19. ''Jumat besok, rencananya akan dilakukan tes swab lanjutan,'' katanya.
Untuk mencegah penularan, dia mengaku, telah mengintruksikan perangkat desa di kantor pemerintahan desanya untuk menutup pelayanan. ''Warga yang membutuhkan pelayanan, bisa menghubungi sekdes. Tapi kalau bisa ditunda, sebaiknya ditunda dulu sampai benar-benar aman,'' katanya.