REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hendaklah orang yang sedang buang hajat menjauh dari pandangan manusia di gurun dan menutupi dirinya dengan sesuatu jika ia mendapatkannya. Disadur dari buku Saripati Ihya Ulumiddin Imam Al-Ghazali yang ditulis Syaikh Jamaluddin Al-Qasimi, janganlah ia membuka auratnya sebelum sampai ke tempat duduknya serta janganlah ia menghadap kiblat dan membelakangi kiblat.
Hendaklah ia menghindari duduk buang hajat di tempat orang biasa mengobrol. Janganlah ia kencing di air yang tidak mengalir, di bawah pohon berbuah, dan di dalam lubang.
Hendaklah ia menghindari tempat yang keras dan tiupan angin ketika kencing agar terhindar dari percikannya. Jika di dalam bangunan, hendaklah ia mendahulukan kaki kiri ketika masuk dan mendahulukan kaki kanan ketika keluar.
Janganlah ia membawa sesuatu yang bertuliskan nama Allah atau nama Rasul-Nya. Hendaklah ia membaca doa masuk kamar mandi.
- Doa masuk kamar mandi
اَللّٰهُمَّ اِنِّيْ اَعُوْذُبِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَآئِثِ
"Allahumma innii a'uudzubika minal khubutsi wal khobaaitsi."
Artinya: Dengan nama Allah aku berlindung kepada Allah dari setan laki-laki dan setan perempuan.
- Doa ketika keluar dari kamar mandi
غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ لِلهِ الذي أَذْهَبَ عَنِّيْ الْأَذَى وَعَافَانِيْ
"Guhfroonaka, alhamdulillahi alladzi adzhaba ‘anni al-adza wa ‘aafaani."
Artinya: Dengan mengharap ampunanmu, segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dari tubuhku, dan menyehatkan aku.
Hendaklah ia membersihkan sisa kencing dengan berdehem tiga kali dan janganlah ia banyak berpikir saat membersihkan sehingga ia menjadi waswas dan urusan menjadi susah baginya. Mengenai sisa kencing yang masih dirasakannya, hendaklah ia menduganya sebagai sisa air basuhan.
Dia antara rukhsah (keringanan), yaitu seseorang boleh kencing di dekat kawannya dengan aurat tertutup. Rasulullah SAW telah berbuat demikian dengan rasa malu yang sangat, demi menjelaskan itu kepada manusia.