REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok Alwi Shahab atau Abah Alwi disebut sebagai seorang yang mempunyai wawasan yang luas. Pimpinan Redaksi (Pimred) Republika Irfan Junaidi bahkan menyebut mendiang Abah Alwi sebagai ensiklopedi berjalan.
Irfan mengatakan telah mengenal almarhum selama lebih dari 15 tahun. Dia mengaku mengenal abah sejak menjadi reporter, redaktur hingga kini menjadi Pimpinan Redaksi Republika.
"Saya kenal tidak terlalu panjang, hanya 15 tahun kenal sama abah mulai dari reporter jadi redaktur sampai sekarang di redaksi, abah tidak berubah sama sekali. Abah tetap menjadi sosok yang lengkap, bisa menjadi seorang ayah, kadang sebagai mentor, kadang menjadi teman bergurau," jelas Irfan usai agenda tahlil tujuh hari wafatnya Abah Alwi secara daring bersama Rabithah Alawiyah, Kamis (24/9).
Menurutnya, di usianya yang senja abah tetap memiliki ingatan dan pengetahuan yang tidak luntur. Bahkan masih sering menjadi rujukan sumber bagi wartawan-wartawan muda.
"Ingatan beliau dalam mengingat tanggal, peristiwa-peristiwa sangat lengkap, beliau adalah ensiklopedi hidup yang saya kehilangan betul sosok beliau," katanya.
Abah yang merupakan wartawan senior Republika, disebut Irfan sangat mencintai dunia jurnalistik. Hingga di usia yang tidak muda lagi, ia mengisahkan abah beberapa kali datang ke kantor harian Republika untuk menyapa para wartawan muda.
"Kami yang junior kalah dalam hal reportase, kecintaan abah terhadap dunia jurnalistik luar biasa, energinya tidak pernah habis. Kita kadang terenyuh, abah dalam kondisi susah berjalan saja mau menyempatkan datang hanya untuk sekedar melihat datang menemui kami. Insya Allah kebaikan beliau dibalas dengan berkali-kali lipat," katanya.