Kamis 24 Sep 2020 22:47 WIB

47 Juta Perempuan Indonesia Kehilangan Akses Kontrasepsi

Setiap tahun diperkirakan akan ada 5 juta bayi lahir di Indonesia.

Kontrasepsi (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Kontrasepsi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkirakan 47 juta perempuan kehilangan akses kontrasepsi akibat terdampak Covid-19. Data tersebut belum termasuk tujuh juta prediksi kehamilan yang tidak direncanakan.

"Otomatis angka-angka tersebut juga terjadi di Indonesia," kata Deputi Bidang Keluarga Berencana (KB) Kesehatan Reproduksi (KR) BKKBN dr Eni Gustina saat diskusi virtual yang dipantau di Jakarta, Kamis (24/9).

Dia mengatakan, kondisi tersebut belum lagi dipengaruhi angka pertambahan penduduk di Tanah Air yang masih tinggi yakni berkisar 1,49 persen. "Artinya, setiap tahunnya diperkirakan akan ada lima juta bayi yang lahir di Tanah Air. Jumlah tersebut bahkan lebih banyak dari jumlah penduduk Singapura," jelasnya.

Eni mengatakan Singapura berpenduduk hanya 3,5 juta dan Denmark berpenduduk lima juta, sementara Indonesia dalam satu tahun bisa melahirkan penduduk sebanyak satu negara setiap tahunnya. Selain itu menurut dia, saat ini angka fertilitas atau kemampuan menghasilkan keturunan di Indonesia juga masih tergolong tinggi. "Berdasarkan survei angka fertilitas itu 2,4 persen dalam 10 tahun ini angkanya belum turun-turun," ujarnya.

Dia mengatakan berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada 2017 penggunaan alat kontrasepsi modern mengalami penurunan dari 61 menjadi 57 persen. "Tentu kita harus berjuang kembali untuk meningkatkan penggunaan kontrasepsi modern," kata dia.

Selain menurunnya penggunaan alat kontrasepsi modern, BKKBN juga mengatakan persoalan angka putus pakai di Tanah Air masih tinggi akibat rendahnya pendidikan yang mempengaruhi kehidupan rumah tangga. "Rendahnya pendidikan tadi mengakibatkan kesadaran masyarakat dalam penggunaan alat kontrasepsi menjadi minim. Padahal, hal itu penting sekali," ujarnya.

                               

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement