REPUBLIKA.CO.ID, Kedisplinan menerapkan protokol kesehatan menghadapi Covid-19 mutlak diperlukan semua pihak, sebab untuk melenyapkan wabah penyakit belum cukup dengan doa, tapi kedisiplinan bersama.
Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin, menyarakan pengalaman wabah tha'un di masa Sahabat semestinya kita terapkan saat ini. Dia menukilkan riwayat berikut:
ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻣَﺎﺕَ اﺳْﺘُﺨْﻠِﻒَ ﻋَﻠَﻰ اﻟﻨَّﺎﺱِ ﻋَﻤْﺮُﻭ ﺑْﻦُ اﻟْﻌَﺎﺹِ، ﻓَﻘَﺎﻡَ ﻓِﻴﻨَﺎ ﺧَﻄِﻴﺒًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ: ﺃَﻳُّﻬَﺎ اﻟﻨَّﺎﺱُ ﺇِﻥَّ ﻫَﺬَا اﻟْﻮَﺟَﻊَ ﺇِﺫَا ﻭَﻗَﻊَ ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺸْﺘَﻌِﻞُ اﺷﺘﻌﺎﻝ اﻟﻨَّﺎﺭِ، ﻓَﺘَﺠَﺒَّﻠُﻮا ﻣِﻨْﻪُ ﻓِﻲ اﻟْﺠِﺒَﺎﻝِ
Setelah Mu'adz wafat (karena menjadi korban wabah tha'un) maka diganti Amr bin Ash, sebagai Gubernur Syam. Ia kemudian berkhutbah: "Wahai manusia. Penyakit ini jika terjadi sama seperti berkobar-kobarnya api. Maka menjauhlah kalian ke gunung-gunung."
ﺛُﻢَّ ﺧَﺮَﺝَ ﻭَﺧَﺮَﺝَ اﻟﻨَّﺎﺱُ ﻓَﺘَﻔَﺮَّﻗُﻮا ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﺩَﻓَﻌَﻪُ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ Amr pergi dan orang-orang pun pergi. Mereka berpencar-pencar. Dan Allah menjauhkan penyakit itu dari mereka
ﻓَﺒَﻠَﻎَ ﺫَﻟِﻚَ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦَ اﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﻣِﻦْ ﺭَﺃْﻱِ ﻋَﻤْﺮٍﻭ ﻓَﻮَاﻟﻠﻪِ ﻣَﺎ ﻛَﺮِﻫَﻪُ Kabar itu sampai kepada Umar bin Khattab (selaku Amirul Mukminin, pemimpin umat Islam). Demi Allah, Umar tidak membencinya. (Musnad Ahmad).
Kiai Ma’ruf menjelaskan, jika wabah tha'un sampai pergi ke gunung-gunung, saat ini sebenarnya bisa dengan cara tutup pakai masker, cuci tangan dengan sabun dan jaga jarak.