Jumat 25 Sep 2020 02:57 WIB

Miris, Survei Sebut Warga Pasar Hanya 3 Persen Jaga Jarak

Survei menyatakan 85 persen warga pasar tak mengerti pencegahan Covid-19

Warga berbelanja di Pasar Jatinegara di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta Mei lalu. Hasil survei warga pasar di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang dilakukan oleh Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat COVID-19 hanya 3 persen yang sadar pentingnya menerapkan protokol kesehatan, khususnya menjaga jarak.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Warga berbelanja di Pasar Jatinegara di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta Mei lalu. Hasil survei warga pasar di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang dilakukan oleh Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat COVID-19 hanya 3 persen yang sadar pentingnya menerapkan protokol kesehatan, khususnya menjaga jarak.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hasil survei warga pasar di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang dilakukan oleh Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat COVID-19 hanya 3 persen yang sadar pentingnya menerapkan protokol kesehatan, khususnya menjaga jarak.

Survei ini dilakukan oleh Palang Merah Indonesia, International Federation of Red Cross & Red Crescent Societies (IFRC), Food Agriculture Organization (FAO) dan didukung oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).

"Survei ini dilakukan kepada pedagang dan pembeli di pasar dengan metode wawancara tentang kesadaran warga pasar yang menjadi salah satu kelompok rawan terpapar COVID-19," kata Sekretaris Jendral PMI Pusat Sudirman Said melaui siaran persnya, Kamis (24/9).

Tujuan dari survei tersebut untuk menekan penyebaran COVID-19 di lingkungan. Survei menyebutkan 85 persen responden tidak mengerti cara untuk pencegahan COVID-19, sekitar 80 persen penggunaan uang tunai masih dilakukan sebagai metode pembayaran, dan 69 persen menyatakan kurangnya ruang untuk jaga jarak antara lapak dan pembeli.

Menurut dia, tantangan saat berada di lingkungan pasar itu sulit untuk menjaga jarak karena keterbatasan ruang gerak.

Bersama pengelola pasar atau paguyuban pasar perlu melakukan kegiatan promosi protokol kesehatan dengan memaksimalkan penggunaan media seperti alat pengeras.

Dengan kondisi tersebut, edukasi tentang penerapan protokol kesehatan, seperti penggunaan masker yang benar, jaga jarak, serta berperilaku hidup bersih dan sehat harus dilakukan secara rutin.

Pengelola maupun paguyuban pasar harus rutin memberikan imbauan agar aktivitas di pasar tetap menerapkan protokol kesehatan.

Hasil survei lainnya, 69 persen responden menyebutkan edukasi dengan menggunakan media komunikasi yang efektif menjadi kunci untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan warga pasar mengenai tindakan pencegahan COVID-19.

Selain itu, 73 persen responden yang menyatakan pentingnya informasi iimbauan untuk menjaga kebersihan area lapak.

"Masyarakat pasar merupakan salah satu pemeran kunci utama yang menjamin ketersediaan pangan pada masa pandemi. Selain melakukan kegiatan promosi protokol kesehatan, kegiatan pembersihan dan disinfeksi di pasar harus diperhatikan dalam upaya pencegahan," kata Team Leader a.i FAO ECTAD Luuk Schoonman.

Komponen Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pada penanggulangan COVID-19 terangkum dalam hasil Survei Masyarakat Pasar menjadi referensi untuk meningkatkan kesadaran komunitas pasar dalam memahami pentingnya mengikuti protokol kesehatan.

Mengacu pada hasil survei tersebut dengan meningkatkan keberadaan fasilitas cuci tangan serta membuat pesan kunci kampanye kesehatan yang mengajak untuk saling mengingatkan dan melindungi sesama melalui informasi etika penggunaan masker yang baik dan benar.

Selanjutnya, edukasi atau imbauan menjaga jarak, melakukan tujuh langkah cuci tangan yang benar, serta melakukan transaksi yang aman di pasar dengan memanfaatkan pengeras suara dan menbuat grup WhatsApp yang beranggotakan warga pasar diharapkan bisa memutus rantai penyebaran COVID-19

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement