Jumat 25 Sep 2020 05:11 WIB

BSSN: Keamanan Siber Indonesia Membaik 2020

Aspek yang dinilai seperti persentase serangan malware pengguna di sektor keuangan.

Red: Ratna Puspita
Malware/ilustrasi. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengatakan kondisi keamanan siber di Indonesia pada 2020 lebih baik dari tahun lalu.
Foto: Reuters/Pawel Kopczynski
Malware/ilustrasi. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengatakan kondisi keamanan siber di Indonesia pada 2020 lebih baik dari tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Sub Direktorat Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional III Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Sigit Kurniawan, mengatakan kondisi keamanan siber di Indonesia pada 2020 lebih baik dari tahun lalu. Ini berdasarkan peringkat Indonesia pada penilaian keamanan siber di 76 negara.

"Berdasarkan data pada penilaian terhadap 76 negara, pada penilaian 2019 Indonesia berada pada ranking kedua terburuk setelah Algeria, namun segera membaik pada 2020, pada peringkat 21," ujar Sigit, mengutip data dari comparitech, dalam seminar daring "Waspada Kejahatan Pembajakan Kode Rahasia," Kamis (24/9).

Baca Juga

Aspek yang dinilai, lanjut Sigit, di antaranya persentase serangan malware pengguna di sektor keuangan, persentase komputer yang terkena malware, persentase serang botnet dari daerah asal, persentase serangan cryptominers atau sindikat penambang cryptocurrency atau mata uang digital, kesiapan dari serangan siber, dan kebijakan atau policy.

Kondisi keamanan siber di Indonesia juga membaik menurut data dari ITU mengenai Global Cybersecurity Index yang melakukan penilaian terhadap 194 negara. Pada 2017 Indonesia menempati posisi 70, dan meningkat pada penilaian tahun 2018 dengan berada pada posisi 41. Aspek yang dinilai, antara lain legal, technical, organizational, capacity building dan cooperation.