REPUBLIKA.CO.ID, Sebelum memeluk Islam, Umair bin Wahb tersohor sebagai orang yang bengis. Bahkan ia diberi julukan syaithan karena keburukan-keburukan yang dilakukannya. Ia pun dikenal sebagai pembunuh bayaran dikalangan orang-orang jahiliyah.
Satu waktu, Umair bin Wahb mendapatkan tugas dari tokoh kafir Makkah yakni Shafwan bin Umayyah untuk membuhuh Rasulullah SAW. Umair ditugaskan berangkat ke Madinah dan berpura-pura masuk Islam untuk kemudian membunuh Rasulullah. Bila pekerjaannya itu berhasil, Shafwan bin Umayyah akan mengganjar Umair bin Wahab dengan hadiah sejumlah unta.
Setelah mengasah pedang, Umair lalu bertolak menuju Madinah. Setibanya di tujuan, dia mengumumkan bahwa dirinya telah masuk Islam dan ingin berbaiat di hadapan Rasulullah.
Mengetahui hal itu, para sahabat membawa Umair ke Masjid Nabawi. Meski begitu para sahabat tidak mempercayai apa yang dinyatakan Umair. Maka para sahabat pun mengelilingi Rasulullah untuk melindungi.
Rasulullah pun bertanya pada Umair tentang maskud kedatangannya. Umair menjawab bahwa dia datang untuk memeluk agama Islam. Tapi Rasulullah langsung menyatakan bahwa Umair telah berdusta.
Rasulullah pun telah mengetahui maksud tujuan kedatangan Umair ke Madinah. Rasulullah kemuudian menuturkan semua yang telah direncanakan Umair berikut kesepakatannya dengan Shafwan bin Umayyah di Mekkah yakni untuk menghabisi Rasulullah.
Bukan main terkejutnya Umair ketika mendengar itu. Kontan ia pun menunduk di hadapan Rasulullah sambil menyatakan keislamannya secara sungguh-sungguh dan bersaksi bahwa Muhamad SAW adalah utusan Allah SWT.
Sejak saat itu, Umair sang pembunuh bayaran berubah menjadi sahabat Rasulullah yang sangat tekun beribadah dan selalu melakukan mujahadah hingga akhirnya dia dijuluki Rahib Al Islam.