Jumat 25 Sep 2020 07:41 WIB

Mahasiswa Indonesia Keberatan Biaya Karantina di Malaysia

Waduh makin mahal ya Allah, ya sudah balik ke Malaysia tahun depan saja.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, Mokhammad Farid Makruf memberikan pengarahan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Indonesia asal Malaysia di ruang karantina Universiti Putra Malaysia (UPM) di Kuala Lumpur, Ahad (16/8/2020).
Foto: Antara/Agus Setiawan
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, Mokhammad Farid Makruf memberikan pengarahan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Indonesia asal Malaysia di ruang karantina Universiti Putra Malaysia (UPM) di Kuala Lumpur, Ahad (16/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Mahasiswa internasional di Malaysia melakukan penggalangan petisi meminta penerapan biaya karantina RM 4.700 atau sekitar Rp 16 juta dalam rangka pencegahan Covid-19 yang diberlakukan sejak Kamis (24/9), dapat dikurangi.

Petisi daring tersebut diprakarsai Taimoor Mazhar dan ditujukan ke Menteri Kesehatan serta Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia. Taimoor menulis, pandemi Covid-19 berdampak besar pada kehidupan setiap orang. Banyak keluarga sedang mengalami krisis keuangan dan kesulitan lainnya.

Pemerintah Malaysia telah memberlakukan biaya RM 4.700 untuk karantina wajib selama 14 hari bagi mahasiswa internasional (orang asing) yang kembali ke Malaysia. "Banyak siswa yang sedang belajar di Malaysia tidak mampu menanggung biaya ini karena krisis keuangan dan mahalnya yang bahkan dalam situasi normal tidak memungkinkan untuk membayar," katanya.

Taimoor meminta dukungan agar pemerintah Malaysia dapat membantu mahasiswa internasional untuk memikirkan karantina di hotel bintang dua atau tiga yang jauh lebih murah daripada hotel bintang 5 yang ditawarkan pemerintah Malaysia sekarang. "Terdapat 130.110 siswa internasional yang sedang belajar di Malaysia dan tidak semua siswa internasional dapat menanggung biaya ini," katanya.

Sebagian besar mahasiswa menghabiskan RM 4.700 selama tiga hingga empat bulan termasuk akomodasi, makanan dan transportasi. "Jumlah RM 4.700 akan sangat mempengaruhi kehidupan pelajar internasional di Malaysia," kata Taimoor.

Hingga Kamis sore, petisi tersebut sudah mendapatkan 1.500 dukungan. Mahasiswa Univeritas Malaya asal Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, Mulyadi, mengatakan, biaya karantina tersebut terlalu mahal.

"Waduh makin mahal...Ya Allah. Ya sudah balik ke Malaysia tahun depan saja," kata pengurus Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia dan Sekretaris BP KNPI Malaysia tersebut.

TAKE

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement