Jumat 25 Sep 2020 07:43 WIB

Sikap Keras KH Asad Syamsul Arifin Terhadap PKI  

KH As'ad sangat keras menghadapi sepak terjang pemberontakan PKI.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
KH Asad Syamsul Arifin
Foto: Dok Istimewa
KH Asad Syamsul Arifin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gerakan 30 September 1965 atau yang lebih dikenal dengan sebutan G30S/PKI menjadi salah tragedi berdarah bangsa Indonesia.  Pada saat itu, PKI merupakan salah satu partai terbesar setelah Masyumi, Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Partai Nahdlatul Ulama (NU).

Setelah tragedi pemborantakan 1948, PKI kembali melancarkan aksinya pada 1965. Saat itu, para ulama khususnya dari kalangan NU mempunyai peran penting dalam menumpas gerakan 30 September itu. Salah satunya KH R As’ad Syamsul Arifin, ulama dan pahlawan nasional yang membesarkan Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo.

Baca Juga

Dalam buku KHR As’ad Syamsul Arifin: Riwayat Hidup dan Perjuangannya, Hasan Basri menjelaskan bahwa kala itu Situbondo juga dilanda aksi-aksi sepihak PKI dan selanjutnya kontra aksi pengganyangan oleh kaum santri.

Sebagai ulama senior yang kala itu menjabat sebagai Syuriah NU Cabang Situbondo dan juga sebagai penasehat pribadi Perdana Menteri Idham Chalid, Kiai As’ad saat itu selalu mengadakan kontak dengan Jakarta untuk mendapatkan konfirmasi yang benar terkait dengan situasi politik nasional.