REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) akan mempererat kerja sama di bidang keamanan siber. Kedua negara tersebut telah resmi melakukan normalisasi diplomatik.
Kepala Direktorat Siber Nasional Israel Igal Unna mengungkapkan, negaranya dan UEA memiliki ancaman yang sama di bidang siber. Hal itu dipengaruhi sifat kawasan dan hubungan baru kedua negara yang terbuka. Selain itu, Israel dan UEA kuat secara ekonomi dan teknologi.
"Kami melihat hal-hal dalam kemajuan yang cepat dan saya sangat optimistis kami memiliki banyak kesamaan serta banyak hal untuk dibagikan," kata Unna saat melakukan konferensi daring dengan kepala badan siber UEA Mohamed al-Kuwaiti pada Kamis (24/9) dikutip laman Al Arabiya.
Al-Kuwaiti mengatakan UEA memang menghadapi potensi risiko sabotase daring, termasuk serangan ransomware, saat mengembangkan ranah digitalnya. "Israel sangat terkenal di bagian teknologi dan itu akan sangat membantu," katanya.
Baik al-Kuwaiti maupun Unna tidak secara eksplisit menyebutkan ancaman terhadap negara mereka. Namun keduanya ingin meningkatkan kerja sama termasuk menyelenggarakan latihan bersama dalam pertahanan dunia maya.
UEA telah resmi melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. Hal itu ditandai dengan penandatanganan dokumen terkait oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat (AS) pada 15 September lalu.
AS merupakan pihak yang berperan dalam menengahi proses normalisasi diplomatik UEA dengan Israel. Washington pun membantu Israel dan Bahrain menyepakati perjanjian serupa. Presiden AS Donald Trump menyebut normalisasi yang telah dilakukan ketiga negara akan membawa "fajar baru Timur Tengah".