REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Kerja Sama Regional Israel, Ofir Akunis, menyatakan tidak akan pernah mengizinkan negara Palestina berdiri di tanah Israel. Hal ini disampaikan dalam acara bertajuk "Bersama untuk Lembah Yordania" baru-baru ini seperti dilansir di Arutz Sheva, Jumat (25/9).
"Saya tidak akan pernah mengizinkan berdirinya Negara Palestina di jantung tanah Israel," tegasnya. Dia menambahkan, Israel adalah tempat kelahiran Yahudi dan Kristen dan tanah tempat para leluhurnya berdoa, raja-rajanya memerintah, dan tempat para nabinya menyampaikan wahyu.
Akunis juga mengibaratkan bahwa orang Israel telah kembali ke gurun dan membuatnya mekar lagi. "Kami memulihkan bahasa kuno Alkitab dan membuatnya berbicara lagi. Dan kami membangun kembali reruntuhan Yerusalem dan membuatnya kuat kembali," tutur dia.
Baru-baru ini, lanjut Akunis, dia mendapat kehormatan untuk bertemu dengan para pemimpin komunitas Kristen Israel pada pertemuan puncak di Kediaman Presiden di Yerusalem. Israel bangga menjadi satu-satunya negara di Timur Tengah sebagai tempat orang Kristen bertahan dan berkembang.
"Komunitas Kristen kami tumbuh dengan pesat dan berkembang pesat. Sayangnya, ini tidak terjadi di wilayah yang dikuasai Palestina, di mana orang Kristen dianiaya karena menjalankan iman mereka. Jumlah orang Kristen di Otoritas Palestina dan di Gaza terus menurun dan penyembah Kristen sangat dibatasi. Ini tidak bisa dilanjutkan. Israel berdiri bersamamu," katanya.
Saat mengunjungi Israel, papar Akunis, setiap orang tidak memerlukan buku wisata. "Alkitab itu sendiri adalah buku tur Anda. Setiap lokasi dan situs suci dapat ditemukan persis seperti yang dijelaskan dalam Alkitab. Baik itu Yerusalem, Hebron, Shiloh, Beit El, Bethlehem dan banyak lagi," ucapnya.
Akunis mengatakan, di Amerika Serikat, ada sebelas tempat bernama Hebron, lima tempat bernama Shiloh, empat tempat bernama Beit El, dan enam tempat bernama Betlehem. "Di sini, di Israel, kami hanya memiliki satu Hebron, hanya satu Shiloh, hanya satu Beit El dan satu Yerusalem yang bersatu," tuturnya.
"Teman-teman terkasih, salah satu tempat terpenting di Israel adalah Lembah Yordan. Kedaulatan Israel di Lembah Yordania, dan penetapannya sebagai perbatasan timur kami, akan diperlukan baik dari sudut pandang keamanan dan agama," lanjut Akunis.
Dari segi keamanan, kedaulatan Israel di Lembah Jordan akan memastikan bahwa kelompok teror akan diblokir dari penyelundupan senjata dari Yordania ke Otoritas Palestina untuk menyerang Israel. Kelompok demikian juga akan diblokir dari penyelundupan senjata dari Otoritas Palestina untuk menyerang Yordania.
"Kedaulatan Israel atas Lembah Yordania akan melindungi keamanan orang Israel dan Yordania, dan mencegah pembentukan negara teror lain yang gagal di Timur Tengah. Dari sudut pandang agama, Lembah Jordan adalah situs suci bagi orang Yahudi dan Kristen," kata Akunis.
Di Lembah Yordan tempat Yosua dan orang Israel menyeberangi Sungai Yordan dan memasuki Tanah Perjanjian setelah mengembara selama empat puluh tahun di padang gurun. Selain itu, di Lembah Yordan, di Qasr Al-Yahud, di mana orang Kristen dibaptis sampai hari ini.
"Sebagai Menteri Kerja Sama Regional Israel, saya akan melakukan segala daya untuk lebih meningkatkan kerja sama dengan orang Kristen di Timur Tengah. Dan saya akan melakukan segala daya saya untuk memastikan bahwa Qasr Al Yahud dan semua Lembah Yordan akan tetap menjadi bagian dari Israel selamanya. Kami akan mengembangkan, membangun, dan memperkuat Lembah Jordan untuk generasi mendatang," katanya.
Sumber: http://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/287902