Jumat 25 Sep 2020 14:30 WIB

Tim Covid-19 Hunter Bakal Jemput Pasien yang Isolasi Mandiri

Semua layanan diperoleh gratis jika dilaksanakan di fasilitas kesehatan pemerintah

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Forkopimda Jawa Timur mengambil langkah pro aktif untuk menghindari munculnya klaster Covid-19 di lingkungan keluarga. Caranya, dengan menjemput pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri. Itu dilakukan jika fasilitas untuk menjalani isolasi mandiri kurang mendukung. Misalnya terkait sanitasi dan ventilasi serta gizi yang kurang memadai.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, isolasi mandiri tidak disarankan apabila rumah tidak memenuhi syarat. Apalagi jika tidak ada ruangan pribadi untuk isolasi, serta ketika pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 memiliki komorbid yang butuh di monitor ketat.

"Kami telah menyiapkan RS Lapangan Indrapura di Surabaya. Saat ini dalam komando Pangkogabwilhan II. Saat ini di Kota Malang, kita sedang menyiapkan  isolasi atau karantina terpusat di Poltekes Malang dengan kapasitas 306 bed," kata Khofifah di Surabaya, Jumat (25/9).

Melalui pola jemput bola ini, Khofifah berharap bisa memudahkan pasien mengakses berbagai layanan Covif-19 guna mendapatkan perawatan terbaik. Apalagi, kata dia, semua layanan diperoleh secara gratis jika dilaksanakan di fasilitas kesehatan milik pemerintah.