REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar rapat koordinasi pimpinan (rakorpim) di kawasan wisata Lagoi, Bintan, Kepulauan Riau. Menurut Airlangga, rapat di luar ibukota adalah salah satu optimalisasi belanja pemerintah sekaligus ikut mendorong geliat pariwisata yang terpuruk selama pandemi Covid-19.
Dalam rakorpim yang dihadiri Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) dan Kementerian/Lembaga (K/L) ini, Airlangga menekankan, pandemi adalah momentum bagi pemerintah untuk merumuskan kembali kebijakan transformasi ekonomi nasional. Sektor pariwisata, sebagai salah satu industri yang paling terdampak, harus segera didorong pulih. Selain banyak ekonomi daerah yang bergantung, sektor pariwisata juga paling mudah dan terbuka untuk menyerap tenaga kerja.
"Salah satu caranya, optimalisasi belanja pemerintah di sektor pariwisata dengan membuat kegiatan seperti Rakorpim hari ini. Yang kita lakukan untuk mendorong dimulainya kegiatan wisata dan MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) di lokasi destinasi wisata," ujar Airlangga dalam siaran pers resminya, Jumat (25/9).
Dalam rakorpim ini, pemerintah kembali melakukan pemantauan dan evaluasi atas capaian dan realisasi Program PC-PEN, sebagaimana dilaksanakan setiap pekan oleh Komite. Selaku Ketua Komite PC-PEN, Airlangga menjelaskan pelaksanaan protokol kesehatan dengan kampanye 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) dalam rangka mengurangi tingkat infeksi perlu disertai dengan penegakan disiplin.
"Bahkan perlu melibatkan aparat keamanan, Polri dan TNI secara aktif, disertai dengan pengenaan tindakan mulai dari teguran hingga pengenaan pidana," kata Airlangga.
Ia juga mengungkapkan uji coba penegakan disiplin dalam pelaksanaan protokol kesehatan yang dilakukan di sembilan provinsi dengan tingkat infeksi dan penularan tinggi (zona merah) telah menunjukkan hasil yang baik. Penegakan disiplin ini pun akan terus dipertahankan beberapa bulan ke depan, supaya menjadi zona kuning dan kemudian ke zona hijau.
Pendekatan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara klaster juga mulai menghasilkan kemajuan. Sehingga isolasi akan dilaksanakan berdasarkan sumber penularan tanpa mengorbankan tempat lain.
"Kita belajar pendekatan one size fit all tidak tepat, karena memang setiap lokasi, klaster memang beda. Sehingga program penanganan Covid-19 akan berbeda pula sesuai dengan karakter lokasi atau klaster tersebut," ujar Airlangga.
Langkah ini akan diperluas dan dilanjutkan supaya tingkat imunitas masyarakat meningkat secara signifikan hingga vaksin ditemukan dan terdistribusi dengan baik.