REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Menindaklanjuti temuan ratusan santri positif Covid 19, Bupati Achmad Husein akan membuat surat edaran khusus bagi para pengelola pesantren.
''Kami sudah berkoordinasi dengan sejumlah tokoh agama terkait masalah itu. Intinya, mereka minta agar saya sebagai bupati membuat surat edaran yang meminta para pengelola pesantren dan para santrinya lebih berhati-hati menyikapi wabah Covid-19,'' jelasnya, Jumat (25/9).
Bupati mengaku, saat ini pihaknya sedang menyusun poin-poin apa saja yang perlu dilakukan pengelola pesantren agar pesantrennya tidak menjadi klaster Covid 19. ''Prinsipnya, kita minta pengelola pesantren untuk mengedepankan protokol kesehatan,'' katanya.
Selain itu, Bupati juga menyatakan, Pemkab Banyumas bersama tokoh-tokoh agama dan pimpinan ormas Islam, akan membentuk tim gugus tugas Covid 19 pesantren. Gugus tugas pesantren ini, bertugas melakukan sosialisasi dan pengawasan penerapan protokol kesehatan di lingkungan pesantren. ''Ini diperlukan agar pesantren-pesantren yang ada di Banyumas, bisa benar-benar menerapkan protokol kesehatan.
Menyusul temuan klaster baru pesantren ini, Bupati meminta agar pesantren lain di Banyumas mulai benar-benar memperhatikan penerapan protokol kesehatan. Terlebih di lingkungan pesantren banyak ulama-ulama yang sudah berusia lanjut, sehingga memiliki resiko keparahan lebih tinggi bila terpapar Covid 19.
Sebagaimana diketahui, sebanyak 127 santri di salah satu pesantren wilayah Watumas Kecamatan Purwokerto Utara, dipastikan positif Covid 19. Dari jumlah itu, sebanyak 45 santri berasal dari wilayah Banyumas, sedangkan 82 santri lainnya berasal dari luar Banyumas. ''Seluruh santri yang positif, sudah kita karantina. Sebagian di Baturraden, sebagian di hotel,'' jelasnya.
Bupati juga menyebutkan, dari data pengelola pesantren diketahui, jumlah santri di pesantren tersebut mencapai lebih dari 500 orang. Namun yang telah dilakukan tes swab baru sebanyak 292 orang. ''Dengan adanya temuan ini, semua santri akan kita tes swab,'' jelasnya.
Sedangkan untuk kegiatan pesantren, Bupati mengaku telah meminta pengelola pesantren untuk menutup sementara pesantrennya. Santri yang saat ini masih menunggu hasil swab dan akan menjalani tes swab, diminta untuk tidak keluar lingkungan pesantren. ''Sedangkan santri yang hasil tesnya negatif, untuk sementara diminta untuk pulang dulu ke daerah asal,'' katanya.