Jumat 25 Sep 2020 17:14 WIB

Presiden Kazakhstan: Dunia Perlu Upaya Lebih Perangi Covid

Masih ada harapan memperbaiki peraturan kesehatan internasional.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Kazakhstan, Kassym Jomart Tokayev
Foto: Istimewa
Presiden Kazakhstan, Kassym Jomart Tokayev

REPUBLIKA.CO.ID, NUR SULTAN -- Presiden Kazakhstan, Kassym Jomart Tokayev dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersamaan dengan peringatan 75 tahun PBB yang digelar secara daring mengatakan, tantangan terbesar selama pandemi covid-19 adalah penderitaan masyarakat yang terjadi di seluruh dunia. Ini merupakan dampak serius terhadap perekonomian global.

“Setelah tragedi kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, atas nama rekan-rekan negara saya, saya menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada semua petugas medis dan anggota staf sebagai garda terdepan yang bekerja sangat keras untuk melindungi kami,” kata Tokayev dalam pidatonya, Jumat (25/9).

Tokayev mengungkapkan keprihatinannya atas tantangan global yang ada. Risiko prinsip multilaterisme, kesulitan mengatasi pandemi Covid-19, ancaman perlombaan senjata kedua, dan kemunduran dalam mencapai tujuan pembangunan strategi menarik perhatiannya.

Dia percaya pertumbuhan proteksionisme perdagangan dan nasionalisme politik telah menyebabkan keruntuhan kritis kerja sama global. Juga menyebabkan “disfungsi global” yang nantinya akan merusak prospek serta harapan untuk dunia menjadi lebih baik.

Lebih lanjut, Tokayev menyerukan refleksi pemenuhan kewajiban moral bersama yang terkait dengan membangun paradigma membangun “Dunia Baru”. Menurutnya, saat ini umat manusia telah mencapai momen “make-or-break”.

“Sebagai Presiden dan mantan manajer senior PBB, saya sangat tidak setuju. Lebih dari sebelumnya, kita harus memberikan harapan kita, bukan mundur karena ketakutan. Kita harus menggalang upaya untuk mengejar cita-cita bersama, bukan meninggalkannya. Kita harus terus membangun masyarakat yang berbasis aturan, bukan kembali ke pelanggaran hukum,” ujar dia.

Momen simbolis dalam pidato Presiden yang mengutip dalam bahasa Kazakh, pernyataan terkenal dari penyair dan filsuf besar Kazakh, Abai Qunanbaiuly, yang mengajukan rumusannya sendiri tentang interaksi global. “Semua yang dibutuhkan umat manusia adalah cinta, kasih sayang, tindakan berani, perbuatan, dan perhatian,” ucapnya.

Menurut Tokayev, dunia internasional perlu berbuat lebih banyak untuk memerangi pandemi. Pertama-tama, lanjut dia, untuk membangun sistem kesehatan global yang kuat, prioritas harus diberikan pada peningkatan institusi kesehatan nasional. Tentunya melalui dukungan yang tepat waktu dan terkoordinasi dari negara maju serta badan-badan PBB.

Dia percaya adanya kemungkinan untuk memperbaiki peraturan kesehatan internasional untuk meningkatkan kapasitas organisasi kesehatan dunia. Serta mengembangkan kemampuan nasional dalam mencegah dan merespon penyakit.

Presiden Tokayev juga menyatakan pentingnya untuk mengeluarkan politik dari vaksin, mencatat perlunya perjanjian internasional yang komprehensif tentang perdagangan dan investasi yang akan melindungi produksi global vaksin Covid-19 dan rantai pasokan. Selain itu, dia juga memuji kepemimpinan yang kuat dari Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dan mendukung pekerjaannya untuk meningkatkan efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas PBB.

"Kazakhstan menambahkan suaranya dalam pernyataan yang jelas tentang komitmennya terhadap misi dan Piagam PBB. Juga aspirasi bersama untuk membangun dunia yang lebih damai, adil, dan makmur," ucapnya. Tokayev mengungkapkan keyakinannya bahwa PBB sebagai satu organisasi internasional yang universal dan paling representatif yang sangat diperlukan. n Meiliza Laveda

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement