Sabtu 26 Sep 2020 07:21 WIB

Jepang Kembangkan Tes Peringatan Dini Kasus Parah Covid-19

Tes awal dapat membantu menentukan pasien Covid-19 yang memerlukan rawat inap.

Jepang Kembangkan Tes Peringatan Dini Kasus Parah Covid-19
Foto: EPA
Jepang Kembangkan Tes Peringatan Dini Kasus Parah Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Para peneliti Jepang mengembangkan tes darah yang menurut mereka bisa saja dijadikan sebagai sistem peringatan dini kasus parah Covid-19. Mereka mengerahkan 500 mesin prototipe untuk menguji keampuhannya secara nasional.

Peneliti dari Pusat Nasional Medis dan Kesehatan Global yang sebelumnya menguji lima senyawa dalam darah 28 pasien, menemukan pembacaan serum CCL17 yang rendah menjadi prediksi dari infeksi serius Covid-19. Hasil itu menunjukkan tes awal untuk serum dapat membantu menentukan pasien mana yang memerlukan rawat inap rumah sakit.

Baca Juga

"Jika CCL17 lebih kecil dari 100 pikogram per milimeter, kemudian kami meminta mereka dirawat inap, namun jika di atas dari 400, pasien dapat tinggal di hotel atau rumah mereka dan diperiksa setiap tiga hari," kata kepala peneliti Masaya Sugiyama kepada Reuters, Jumat (25/9).

Menurutnya, data lain diperlukan guna memastikan hasil dari riset mikro tersebut, kata Sugiyama. Namun sejak uji coba 28 pasien, kelompok tersebut telah bermitra dengan sebuah perusahaan Jepang untuk mengembangkan mesin uji prototipe untuk serum.

Hampir 500 perangkat kini digunakan di negara tersebut, yang memberikan hasilnya dalam waktu 20 menit. Kelompok peneliti bersiap mencari persetujuan regulasi untuk perangkat tersebut di Jepang dan sedang memeriksa opsi lisensi dan ekspor untuk pasaran di luar negeri, menurut Sugiyama, yang menolak menyebutkan nama perusahaan yang dimaksud.

"Siapa yang akan berkembang menjadi (potensi) kasus kematian atau mereka yang tanpa gejala sangat penting untuk diklarifikasi," katanya. "Metode ini akan tersedia di seluruh dunia, dan jika mereka mengujinya, maka (penentuan) akan sangat mudah dipahami."

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement