Sabtu 26 Sep 2020 11:29 WIB

Gerakkan Ekonomi Warga Pesisir Lewat Mangrove

Ada seribu masyarakat yang terlibat langsung di Babel

Peserta Program Penanaman Mangrove
Foto: KLHK Babel
Peserta Program Penanaman Mangrove

REPUBLIKA.CO.ID, BABEL -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah melaksanakan program padat karya melalui penanaman mangrove dengan melibatkan Kelompok Tani Hutan.

Di Bangka Belitung, program yang ditargetkan mampu menggerakan ekonomi masyarakat di era Pandemi Covid 19 telah berlangsung selama dua pekan terakhir. Program ini diawali dengan penyiapan kayu ajir dan kayu larikan serta kegiatan penyemaian propagul atau benih mangrove.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Balai Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Lahan, Batu Rusa Cerucuk, Bangka Belitung, Ir Tekstianto mengatakan, sedikitnya 500 hektar kawasan mangrove di pesisir Bangka Belitung, telah menjadi target dalam program ini.

Setidaknya ada sekitar 1000 masyarakat yang terlibat langsung dalam program di empat kabupaten Provinsi Bangka Belitung yakni, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung dan Belitung Timur. Sebagian besar dari mereka adalah  ibu rumah tangga yang merupakan  istri nelayan. Mereka  terlibat dalam penyiapan bibit yang tergabung dalam 40 kelompok tani hutan.

Khusus dalam penyiapan bibit ini, kata Tekstianto, kelompok tani dianjurkan memanfaatkan gelas plastik bekas, ketimbang polybag semai. "Dengan demikian kita berharap, melalui kegiatan ini, kita dapat memanfaatkan sampah plastik yang tersebar dibanyak tempat,"kata Tekstianto lewat keterangan tertulis, Sabtu (26/9).

Sementara itu, kaum lelaki terlibat dalam penyiapan benih atau propagul melalui pengumpulan langsung dari kawasan hutan mangrove yang ada di sekitarnya. Mereka juga menyiapkan kayu ajir dan kayu larikan untuk menopang tanaman agar tidak terbawa gelombang."Karena disebagian wilayah Bangka Belitung ini, air laut kering malam, maka ada sebagian kelompok tani, melakukan penanaman pada malam hari," tambah Tekstianto.

Dia mencontohkan, penanaman yang dilakukan sejumlah kelompok tani hutan di Kelapa Kampit, Belitung Timur. " Lantaran air kering malam antara pukul 9 hingga pukul 1 dini hari, hingga mereka terpaksa melakukan penanaman dan pemasangan kayu ajir malam hari."

KTH Karang Empat Lestari, Desa Senyubuk Kelapa Kampit, adalah salah satu kelompok yang melakukan penanaman dan pemasangan kayu ajir pada malam hari. Kondisi ini dilakukan karena pada siang hari air laut tengah pasang tinggi.  Rizki Octo Rianus atau Ryo, ketua KTH Karang Empat Lestari, memperkirakan kondisi ini  akan berlangsung cukup lama.

Sementara target penanaman ini harus selesai paling lambat pertengahan Desember. " Mengingat waktu penanaman yang sangat terbatas, maka tidak pilihan lain kecuali melakukan penanaman pada malam hari," ujar dia.

Program penanaman mangrove  direspon sangat positif dari banyak masyarakat. Mereka yang sehari harinya beraktivitas melimbang timah, seakan mendapat pekerjaan baru yang hasilnya lebih pasti. 

"Kalau melimbang itu, belum tentu dapat timah, pun dapat, tapi paling satu  atau dua yang nilainya kecil, terlebih disaat harga timah yang murah seperti sekarang ini," ungkap Beti Sulami, sebagai bendahara pada kelompok Mangrove Selindang Lestari.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement