REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dosis tunggal vaksin eksperimental buatan Johnson & Johnson menghasilkan respons kekebalan yang kuat terhadap virus corona. Hal ini berdasarkan hasil uji klinis yang diumumkan pada Jumat (25/9).
Vaksin yang disebut Ad26.COV2.S ini sama-sama ditoleransi dengan baik pada dua dosis berbeda. Uji coba dilakukan terhadap hampir 1.000 orang dewasa yang dimulai setelah vaksin Johnson & Johnson ditemukan pada Juli.
“Profil keamanan dan imunogenisitas setelah hanya satu dosis mendukung untuk pengembangan klinis lebih lanjut dari vaksin Ad26.COV2.S pada tingkat dosis 5x1010 vp, sebagai vaksin yang berpotensi melindungi terhadap Covid-19,” ujar laporan sementara tentang vaksin dari Johnson and Johnson yang diterbitkan di situs medis MedRxiv dilansir Sputnik, Sabtu (26/9)
Berdasarkan hasil saat ini, Johnson & Johnson memulai uji coba Fase 3 terhadap 60 ribu orang dan diharapkan dapat membuka jalan untuk mendapatkan persetujuan regulasi. Perusahaan mengatakan hasil dari uji coba Fase 3 akan keluar pada akhir 2020 atau awal 2021.
Peneliti dari Johnson & Johnson Janssen Pharmaceuticals mengatakan berdasarkan analisis sementara sebanyak 98 persen peserta uji coba memiliki antibodi penawar yang melindungi sel dari patogen. Antibodi ini muncul selama 29 hari setelah vaksinasi.
Sementara, sekitar 36 persen peserta uji coba yang berusia lebih dari 65 tahun mengalami kelelahan dan nyeri otot setelah disuntikkan vaksin. Hasil uji coba menunjukkan respons kekebalan terhadap orang usia lanjut sangat lemah. Para peneliti mengatakan rincian lebih lanjut tentang keamanan dan efektivitas akan menyusul setelah penelitian selesai.