Sabtu 26 Sep 2020 14:42 WIB

Peningkatan Covid-19 Tambah Ketidakpastian Pemilu AS

Kekuatan pemulihan ekonomi negara bergantung pada pengendalian Covid-19

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Joe Biden (kanan)
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Joe Biden (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Kematian Covid-19 di AS mencapai 200 ribu pekan ini disusul peningkatan kasus harian baru pekan lalu untuk pertama kalinya dalam delapan pekan. Kondisi ini membuat peran ekonomi dalam pemilihan presiden dapat menjadi semakin penting.

Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell telah berulang kali mengatakan, termasuk beberapa kali pekan ini, bahwa kekuatan pemulihan ekonomi negara bergantung pada pengendalian virus corona. Menurut Powell penting untuk menanamkan kepercayaan di Amerika bahwa aman untuk melanjutkan aktivitas normal.

Baca Juga

Di antara enam negara bagian yang menjadi medan pertempuran bagi Donald Trump dan Joe Biden, Wisconsin terlihat sangat bermasalah kurang dari enam pekan sebelum pemilu 3 November, yang menentukan apakah Presiden Republik Donald Trump terpilih kembali atau digulingkan oleh calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden.

Negara Bagian Wisconsin menonjol karena meningkatnya kasus Covid-19, sekitar dua setengah kali lipat dari rata-rata AS, menyesuaikan dengan populasinya. Dengan rata-rata lebih dari 1.900 kasus baru setiap hari, gubernur Wisconsin pekan ini mengumumkan keadaan darurat.

Kasus baru Covid-19 juga meningkat tajam di Arizona, negara bagian lain, tetapi angka per kapita di bawah rata-rata nasional.

Pemilihan kembali presiden pejawat biasanya terkait erat dengan kesehatan ekonomi. Tetapi hubungan antara virus, ekonomi, dan bagaimana orang akan memberikan suara dalam pemilihan presiden belum tampak secara jelas.

Di antara enam negara bagian medan pertempuran, Biden tampaknya unggul hanya dalam dua negara bagian. Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan Biden unggul di Michigan di mana sebagian besar virus tetap terkendali dan Wisconsin di mana virus tidak terkendali.

Seperti hubungan antara virus dan suara, hubungan antara virus dan ekonomi kurang jelas.

Tingkat pengangguran di Pennsylvania, sebesar 10,3 persen pada Agustus, lebih tinggi daripada di negara bagian medan pertempuran mana pun, meskipun beban kasus di sana rendah dan menurun. Tingkat pengangguran Arizona di angka 5,9 persen adalah yang terendah.

Secara nasional, kasus Covid-19 melonjak di musim panas, tepat ketika pengeluaran rumah tangga kembali dari kuartal terburuk dalam sejarah ekonomi AS setidaknya sejak 1947.

Namun, seperti yang dicatat oleh kepala ekonom JP Morgan AS Michael Feroli pekan ini, rumah tangga mendapatkan dorongan fiskal yang besar pada saat itu.

Pada Juli mereka menerima 75 miliar dolar AS (Rp 1,1 kuadriliun) sebagai tunjangan pengangguran tambahan. Manfaat tersebut usai pada akhir Juli, meninggalkan rumah tangga yang tidak bekerja dengan uang tunai yang jauh lebih sedikit untuk dibelanjakan.

Juli juga merupakan bulan ketika Program Perlindungan Gaji menyampaikan dukungan puncaknya kepada bisnis kecil.

Bantuan pemerintah sebagian besar tersedot dan pemulihan AS menunjukkan tanda-tanda melambat. Titik terang tetap ada dengan data ekonomi pekan ini mengonfirmasi sektor perumahan yang sedang bergeliat dan ledakan pesanan bisnis baru untuk peralatan.

Namun, sekitar 26 juta orang Amerika terus bergantung pada tunjangan pengangguran. Lalu lintas pejalan kaki ke restoran dan toko ritel AS menunjukkan sedikit peningkatan baru-baru ini dan bisnis kecil semakin terjepit. Demikian data menunjukkan pekan ini.

Satu survei menunjukkan 40 persen bisnis kecil tidak akan memperoleh pendapatan yang cukup hingga akhir tahun untuk bertahan dalam bisnis. Analis di bank termasuk JP Morgan dan Goldman Sachs pekan ini memangkas perkiraan mereka untuk pertumbuhan kuartal berikutnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement