Sabtu 26 Sep 2020 15:40 WIB

Serikat Buruh NU Bantu Kawal Penanganan Covid-19

Sarbumusi juga bertekad membantu pemulihan ekonomi nasional.

Rep: Muhyiddin/ Red: Satria K Yudha
Peringatan Harlah ke-65 tahun Sarbumusi yang digelar secara virtual, Jumat (25/9).
Foto: Sarbumusi
Peringatan Harlah ke-65 tahun Sarbumusi yang digelar secara virtual, Jumat (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi badan otonom NU, Konfederasi Sarekat Buruh Muslimin Indonesia (Konfederasi Sarbumusi) memperingati hari lahirnya yang ke-65 secara virtual pada Jumat (25/9) malam. Sarbumusi menyatakan tetap konsisten dalam menjaga nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, dan kebangsaan dari pengaruh ideologi lain. Sarbumusi juga bertekad membantu pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.

Kegiatan Harlah Sarbumusi kali ini mengangkat tema "Pekerja Sejahtera Indonesia Maju". Presiden Konfederasi Sarbumusi, Saifu Bahri Anshori menjelaskan, Harlah ke-65 ini merupakan momentum untuk merefleksikan seluruh gerakan Konfederasi Sarbumusi demi mewujudkan kesejahteraan buruh di seluruh Indonesia.

 

Menurut Saiful, organisasi buruh di bawah naungan NU ini telah berhasil menjadi konfederasi buruh terbesar keempat di Indonesia. Karena itu, dia optimistis bisa mengembalikan kejayaan Sarbumusi di masa lalu yang jumlah anggotanya mencapai tiga juta orang lebih.

 

"Memasuki usia yang ke-65 tahun, Konfederasi Sarbumusi telah berhasil berevolusi menjadi salah satu konfederasi terbesar keempat di Indonesia. Jumlah anggota Sarbumusi saat ini mencapai 350 ribu orang," kata Saiful dalam keterangan tertulis, akhir pekan ini. 

 

Di masa pandemi ini, menurut dia, Sarbumusi juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas program pemerintah dalam menangani Covid-19. Dalam hal ini, kata dia, Sarbumusi bersinergi dengan kebijakan pemerintah dan berupaya mengoptimalkan program penanganan Covid-19 agar tepat sasaran. 

 

Menurut Saiful, setidaknya ada tiga hal yang menjadi fokus Sarbumusi dalam membantu penanganan Covid-19 kali ini, yaitu mengawal secara hukum, membantu pemerintah memperkuat mitigasi, dan membantu mengawasi perusahaan-perusahaan dalam menerapkan protokol kesehatan.

 

Selain itu, kata dia, Sarbumusi akan mengawal para pekerja agar tidak di-PHK secara sepihak. 

 

"Selain itu Sarbumusi juga mendukung penuh pemulihan ekonomi nasional. Dalam hal ini, Sarbumusi bisa ikut berperan aktif mendorong untuk memulihkan perekonomian nasional," katanya. 

 

Ketua Panitia Harlah Konfederasi Sarbumusi ke-65 tahun Agung Prastowo menjelaskan, kegiatan harlah ini telah dibuka sejak Kamis (24/9) dengan menggelar khataman Alquran dan doa bersama secara virtual dengan semua pengurus di seluruh Indonesia. Setelah itu dilanjutkan dengan acara puncak. 

 

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Konfederasi Sarbumusi Eko Darwanto menjelaskan, Sarbumusi didirikan pada 19 Shafar 1375 H atau bertepatan 27 September 1955 di pabrik Gula Tulangan Sidoarjo, Jawa Timur. Menurut Eko, berdirinya Sarbumusi adalah bagian dari pergerakan atas interaksi antara buruh dengan pengusaha, antara pekerja dengan pengusaha. 

 

"Alhamdulillah para pendiri kita, telah berhasil melakukan konsolidasi atas keanggotaannya, di mana Sarikat Buruh Muslimin Indonesia adalah bagian dari Nahdlatul Ulama. Bagian perjuangan dari NU di mana buruh merupakan bagian terbesar dari kaum Nahdliyin," kata Eko. 

 

Acara Harlah virtual ini diikuti oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj, Ketua Dewan Pembina Sarbumusi Muhaimin Iskandar, Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco, dan Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement