REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup musik pop Jepang, ARASHI, memberikan kejutan bagi para penggemarnya akhir tahun ini. ARASHI berkolaborasi dengan Bruno Mars pada single berbahasa Inggris pertama mereka.
ARASHI mengatakan, musisi pemenang multi Grammy Awards tersebut mencoba mempelajari katalog dan memahami suara unik mereka. Bruno Mars mengerjakan single yang dirilis pada pekan lalu.
“Dia mempertimbangkan kami akan istirahat dari dunia musik,” kata Jun Matsumoto.
Matsumoto mengatakan, Bruno Mars merasa lagu mereka “Whenever You Call” akan menarik bagi penggemar. Bahkan, tak terkecuali orang-orang yang tidak tahu grup vokal itu.
Sho Sakurai mengatakan, selama ini ARASHI merilis musik hanya dalam bahasa Jepang. Penonton asing yang mengerti bahasa Jepang bisa mengenali mereka, tapi kali ini, mereka menyanyikan lagu itu dalam bahasa Inggris.
“Bruno memberi kami kesempatan untuk menjangkau penonton asing,” ujar Sakurai.
ARASHI memiliki makna badai ini telah menjadi salah satu legenda boyband Jepang, serta mempertahankan gelarnya selama lebih dari dua dekade. Album greatest hits mereka 5x20 All the Best !! 1999-2019 terjual 3,3 juta kopi dan merupakan album terlaris tahun lalu di seluruh dunia, melampaui BTS dan Taylor Swift.
Menurut label, ARASHI telah merilis lebih dari 400 lagu, menjual lebih dari 41 juta rekaman, dan tampil untuk 14 juta orang. Selain itu, mereka juga memiliki peran dalam film, drama, dan pertunjukan Jepang, serta iklan.
Meskipun sukses, ARASHI mengejutkan penggemar dengan mengumumkan hiatus mereka, yakni menghentikan semua aktivitas band pada akhir tahun ini. Dokumenter Netflix tentang band itu menunjukkan bahwa hiatus tersebut bukan keputusan yang mudah.
Dalam Diary ARASHI-Voyage-, Sakurai mengatakan, tangannya gemetar saat menuliskan opsi potensial, termasuk pembubaran dan jeda. Tentu saja, pertanyaan tentang kehidupan mereka setelah jeda membayangi band itu. Namun, mereka masih enggan membahasnya.
“Aku belum memikirkannya (masa depan) atau punya waktu memikirkannya, kami tidak dapat berpikir sejauh itu,” kata Masaki Aiba.
Sakurai mengisyaratkan para anggota tidak mungkin mengejar karir musik solo setelah jeda. Disinggung soal karir paling berkesan, Aiba mengenang konser di Stadion Nasional Jepang dan Hawaii.
Sementara Matsumoto menggambarkan perjalanan ke Los Angeles sekitar dua tahun lalu. Mereka mengunjungi kembali dan mengambil foto yang sama ditempat-tempat yang dikunjungi 20 tahun lalu.
Meskipun ada pandemi, band itu tetap sibuk. Matsumoto mengatakan band sedang mempertimbangkan konser live streaming.
“Aku ingin menyampaikan musik kami pada sebanyak mungkin orang, jadi kami bekerja keras untuk itu,” kata dia.