Ahad 27 Sep 2020 03:17 WIB

Potensi Hujan Lebat di Sumbar, Masyarakat Diminta Waspada

Hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan masih terjadi hingga tanggal 28 September

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjuk peta sebaran awan dan potensi hujan
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjuk peta sebaran awan dan potensi hujan

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Sejumlah daerah di Sumatra Barat (Sumbar) dilanda hujan dengan intensitas tinggi dalam beberapa hari belakangan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kondisi seperti ini masih akan terjadi beberapa hari ke depan.

Kepala Stasiun BMKG Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman, Sakimin mengatakan hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan masih terjadi hingga tanggal 28 September 2018. Hal ini karena di Sumbar memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan.

"Jadi sebagian daerah memang sudah ada yang masuk musim penghujan, makanya intensitas hujan semakin meningkat," kata Sakimin, Sabtu (26/9).

Meskipun demikian, pada umumnya terutama Pantai Barat Sumbar adalah wilayah non zona musim. Jadi walaupun musim kemarau tetap ada hujan, hanya saja intesitasnya berkurang sementara saat musim hujan intensitasnya menjadi meningkat.

BMKG kata Sakimin telah mengeluarkan peringatan dini akan adanya potensi hujan dengan intensitas sedang, lebat dan dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang pada pagi, siang, sore dan malam hari. Hal itu terjadi di wilayah Mentawai, Pasaman Barat, Pasaman, Lima Puluh Kota, Payakumbuh, Agam, Bukittinggi, Padang Panjang, Tanah Datar, Padang Pariaman, Sawah Lunto, Pariaman,  Padang, Kabupaten Solok dan Pesisir Selatan.

"Masyarakat harus siap-siap, terutama daerah yang mungkin dataran rendah, harus bersiaga karena bisa terjadi genangan air dan banjir," ucap dia.

Beberapa waktu lalu terjadi banjir di beberapa wilayah seperti di Padang dan Pesisir Selatan. Daerah tersebut memang sudah jadi langganan genangan air. Beberapa hari ke depan potensi serupa masih bisa terjadi lagi. Apalagi tanah semakin tidak mampu meresap air karena sudah beberapa hari hujan.

Banjir juga bisa terjadi jika karena drainase yang tidak berjalan dengan baik. Namun pihaknya memperkirakan hujan tidak akan sampai ke tingkat ekstrim, karena penumpukan awan hujan sudah terurai sejak beberapa hari lalu. Hujan ekstrim bisa terjadi di masa awal karena adanya penumpukan awan hujan.

Sakimin, menyebut bahwa Sumbar memasuki musim pancaroba. Hal ini terjadi dari September sampai Oktober, kemudian November masuk musim hujan. Ini juga bukan anomali, melainkan siklus peralihan dan meningkatkan intensitas hujan. Penguapan saat ini juga kecil karena sudah terjadi hujan.

"Tetap waspada untuk antisipasi, dan ikuti info dari BMKG karena kita akan selalu update daerah mana saja yang perlu diwaspadai," kata Sakimin menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement