REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kasus penyebaran COVID-19 di Kota Sukabumi, Jawa Barat, terus meningkat seperti pada Sabtu, (26/9) Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 setempat menyebutkan kasus warga terkonfirmasi positif bertambah lima orang.
"Pasien COVID-19 baru ini berasal dari beberapa kecamatan dan sudah menjalani isolasi," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Sukabumi Wahyu Handriana di Sukabumi, Sabtu.
Adapun kelima pasien tersebut yakni dua pria dan wanita dewasa asal Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh. Ketiganya merupakan suspek dari salah satu kluster.
Kemudian wanita dewasa asal Kelurahan Cibeureumhilir, Kecamatan Cibeureum yang riwayatnya merupakan suspek dan wanita dewasa warga Kelurahan Sriwidari, Kecamatan Gunungpuyuh yang riwayat tertular COVID-19 karena kontak erat dengan pasien positif sebelumnya.
Menurutnya, kasus penyebaran COVID-19 di Kota Sukabumi bisa dikatakan masih tinggi, karena hampir setiap harinya terjadi penambahan kasus baru. Adapun riwayat kasus baru dalam sepekan terakhir ini akibat tertular dari rekan atau keluarganya, perjalanan ke luar kota, tenaga medis yang merawat pasien positif dan ada pula yang tidak mengetahui riwayat penularannya.
Kasus seperti itu banyak ditemukan, maka dari itu disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan harus dilaksanakan untuk meminimalisasikan terjadinya penularan. Tentunya ini harus menjadi perhatian seluruh pihak untuk melakukan pencegahan.
Selain itu banyak juga orang tanpa gejala yang ditemukan. Orang tersebut baru mengetahui bahwa dirinya terinfeksi virus mematikan setelah menjalani pemeriksaan swab. Bahkan, kasus pertama warga Kota Sukabumi yang meninggal dunia akibat COVID-19 tertular dari orang tidak bergejala.
"Setiap menemukan kasus baru, kami langsung melakukan pemeriksaan kesehatan kepada keluarga maupun kerabat terdekatnya baik melalui pemeriksaan cepat maupun swab," tambahnya.
Wahyu mengatakan dengan bertambahnya lima kasus baru tersebut, saat ini jumlah warga terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 200 orang. Dari jumlah tersebut 170 orang dinyatakan sembuh, 28 orang masih menjalani isolasi baik mandiri maupun di rumah sakit rujukan dan dua orang meninggal dunia.