REPUBLIKA.CO.ID, TAPIN -- Selama ini Program Resi Gudang belum dimanfaatkan maksimal oleh petani Tapin, akibatnya penyaluran kredit petani yang disiapkan perbankan masih tersendat, lantaran belum memahami prosedur dan manfaatnya.
Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan [PLEK] oleh IPDMIP membuka wawasan petani Kabupaten Tapin di Provinsi Kalimantan Selatan pada dukungan perbankan bagi petani, khususnya Program Resi Gudang dari Bank Kalsel.
Ketua Poktan Raya Balanti Mohamad Arifin asal Kecamatan Binuang, Tapin mengurai ketertarikannya pada layanan perbankan dari Bank Kalsel, utamanya resi gudang yang bermanfaat bagi petani menghadapi masa paceklik. Juga menangkal praktik ijon di awal musim tanam dan ulah tengkulak pada saat panen padi.
"Pendampingan IPDMIP dan paparan dari pihak Bank Kalsel membuat kami faham perbankan. Istilahnya, melek perbankan, karena penjelasan dari Bank Kalsel seperti resi gudang," kata Mohammad Arifin pada hari terakhir kegiatan PLEK IPDMIP, Jumat (25/9).
Mohammad Arifin beserta 10 ketua kelompok petani (Poktan) di Kecamatan Binuang beserta istri masing-masing, total 20 orang, mengikuti PLEK yang digelar oleh Program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) bersama Kementerian Pertanian RI pada 22 hingga 25 September 2020.
Program Resi Gudang ditujukan kepada petani untuk menyimpan gabahnya di gudang, agar mendapatkan resi untuk dapat diagunkan kepada perbankan. Resi gudang bertujuan mengoptimalkan penggunaan resi gudang yang didukung Bank Indonesia (BI) salah satu metode perbankan mendukung pengamanan stok pangan.
"Kami menjadi paham perbankan, dengan resi gudang, petani bisa menyimpan hasil panennya di gudang, jaga-jaga kalau harga gabah, biasanya pasca panen," kata Mohammad Arifin didampingi Aemudin yang melakukan supervisi di Tapin selaku NPIU dari IPDMIP 2020.
Kegiatan PLEK IPDMIP di Tapin seperti halnya pada 26 kabupaten di 10 provinsi, digelar oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI (BPPSDMP) khususnya Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] selaku National Project Management Unit [NPMU] dari IPDMIP 2020.
Sebelumnya diberitakan, pada penghujung September 2020, pemerintah daerah di 19 kabupaten dari 10 provinsi mendukung kegiatan Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) menyasar 380 pasangan suami istri (Pasutri) dari ketua kelompok tani (Poktan) dan penyuluh swadaya.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo memberi perhatian khusus pada IPDMIP. Pasalnya, bertujuan meningkatkan ketahanan pangan, yang berawal dari kemampuan literasi dan akses keuangan bagi petani.
Sementara edukasi keuangan, Mentan Syahrul menilai PLEK penting bagi Pasutri ketua Poktan dan penyuluh swadaya untuk mengenal akses produk dan layanan keuangan pertanian seperti Kredit Usaha Rakyat [KUR] dan Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP).
"PLEK berupaya mengulas pengelolaan keuangan, kemudian akan diteruskan oleh para ketua Poktan dan penyuluh swadaya kepada petani, dengan cara yang mudah difahami," kata Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menurut keterangan tertulis.
Wakil Direktur IPDMIP, I Wayan Ediana mengatakan legiatan PLEK memakai video tutorial sebagai bahan ajar serta format laporan keuangan bentuk tercetak. Tenaga pelatih adalah penyuluh atau staf lapangan IPDMIP yang telah mendapat pelatihan.
Saat ini wilayah kerja IPDMIP 2020 meliputi 27 kabupaten di 11 provinsi. Kabupaten Aceh Timur dan Bireun di Provinsi Aceh; Asahan [Sumut]; Pasaman, Pasaman Barat, Sijunjung (Sumbar); Empat Lawang, Musi Rawas (Sumsel); Mesuji, Pesawaran (Lampung); Pandeglang, Sukabumi, Garut, Kuningan (Jabar); Purworejo, Banjarnegara, Banyumas(Jateng); Ngawi, Tuban, Lumajang (Jatim); Kayong Utara, Tapin, Tanah Bumbu (Kalsel); Sidenreng Rappang, Wajo (Sulsel); Bima (NTB) dan Manggarai Barat (NTT).