Ahad 27 Sep 2020 07:19 WIB

Jabar Genjot Desa Wisata untuk Geliatkan Ekonomi Pandemi

Jabar mendorong hadirnya 10 desa wisata per kabupaten/kota selama 2020

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Wisatawan berswafoto dengan latar Kota Sumedang, di Puncak Gunung Pangadegan, Desa Rancamulya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (2/9/2020). Pengurus Desa Rancamulya berinisiatif untuk mengalihfungsikan Puncak Gunung Pangadegan menjadi kawasan wisata foto selfie secara swadaya guna mendongkrak perekonomian warga melalui sektor pariwisata.
Foto: ANTARA/RAISAN AL FARISI
Wisatawan berswafoto dengan latar Kota Sumedang, di Puncak Gunung Pangadegan, Desa Rancamulya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (2/9/2020). Pengurus Desa Rancamulya berinisiatif untuk mengalihfungsikan Puncak Gunung Pangadegan menjadi kawasan wisata foto selfie secara swadaya guna mendongkrak perekonomian warga melalui sektor pariwisata.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meresmikan Desa Wisata Kampung Tipar di Lapangan Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, akhir pekan ini. Uu mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi Jabar berupaya menggeliatkan kembali perekonomian di masa pandemi Covid-19, salah satunya melalui program Desa Wisata yang dalam pelaksanaannya tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Desa Wisata adalah sebuah potensi yang ada di Jawa Barat, karena Jawa Barat banyak sekali potensi wisatanya,” ujar Uu.

Baca Juga

Uu mengatakan, Desa Wisata terdiri dari berbagai macam jenis pariwisata, mulai dari wisata bahari (laut), jabali (pegunungan), religi (keagamaan), hingga seni dan budaya seperti Kampung Tipar. Pemprov Jabar pun, mendorong hadirnya 10 Desa Wisata per satu kabupaten/kota sepanjang tahun ini. Selain meningkatkan keunggulan pariwisata Jabar, program itu juga bermanfaat bagi masyarakat setempat.

“Pertama, meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) sehingga meratanya ekonomi masyarakat. Kedua, adanya unsur kebahagiaan. Yang ketiga, melestarikan seni budaya tradisional Sunda," ujar Uu.

Seni budaya Sunda ini, kata Uu, merupakan pilar moral, pilar seni budaya untuk menahan seni dan budaya (asing) yang tidak sesuai dengan karakter keperibadian dan agama masyarakat Jawa Barat.

Uu berharap, Kampung Tipar maupun pencinta dan pegiat seni Sunda lainnya bisa terus berinovasi sehingga seni Sunda dicintai oleh generasi muda.

“Oleh karena itu, insan-insan seni dan budaya Sunda harus berkolaborasi dengan berbagai macam (komunitas), tetapi tidak menghilangkan jati diri seni Sunda itu sendiri," kata Uu.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kota Sukabumi Raden Koesoemo Hutaripto mengatakan, Desa Wisata Kampung Tipar bertujuan melestarikan dan menjaga kearifan lokal melalui seni budaya tari dan silat. Karang Taruna sendiri berperan melalui kegiatan sosial di masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement