Ahad 27 Sep 2020 10:16 WIB

Kota Surabaya Finalisasi Kajian Sekolah Tatap Muka

Surabaya masih memantau perkembangan Covid-19 untuk buka kembali sekolah tatap muka

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Seorang tenaga kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri lengkap membawa sample tes usap (swab test) COVID-19 milik warga di kawasan Pasar Keputran, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/9/2020). Pemerintah Kota Surabaya menyediakan 500 kuota tes usap secara gratis bagi warga Surabaya yang melintas di kawasan tersebut.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Seorang tenaga kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri lengkap membawa sample tes usap (swab test) COVID-19 milik warga di kawasan Pasar Keputran, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/9/2020). Pemerintah Kota Surabaya menyediakan 500 kuota tes usap secara gratis bagi warga Surabaya yang melintas di kawasan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo menyampaikan, terkait rencana digelarnya pembelajaran tatap muka, pihaknya masih melakukan kajian yang saat ini sudah masuk tahap finalisasi. Supomo menyatakan, pihaknya masih terus memantau perkembangan kondisi Surabaya terkait data warga yang terkonfirmasi positif Covid-19.

“Khususnya dalam hal ini adalah stakeholder di dalam pendidikan, yaitu guru, wali murid, dan anak-anak,” kata Supomo di Surabaya, Ahad (27/9).

Baca Juga

Supomo menyatakan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berharap, ketika pembelajaran tatap muka kembali digelar bukan hanya sementara. Artinya, kata dia, Risma tidak ingin sekolah tatap muka hanya dibuka dalam beberapa hari, kemudian ditutup lagi. Karena itu, Pemkot Surabaya terus melakukan persiapan sedemikian rupa agar pembukaan kembali sekolah tatap muka berjalan lancar.

“Ketika kita sudah putuskan sekolah ini buka, maka sekolah itu dibuka seterusnya. Nah, salah satu yang kita siapkan dan telah berjalan adalah test swab kepada guru. Nanti ke depan kita juga melakukan test swab untuk anak-anak,” ujarnya.

Supomo mengatakan, anak-anak dan guru adalah bagian dari sekolah. Karena itu, Pemkot Surabaya ingin memastikan semua orang yang datang ke sekolah adalah mereka yang kondisinya benar-benar sehat. Sehingga, ketika belajar tatap muka itu dibuka, diharapkan tidak sampai terjadi klaster di lingkungan sekolah.

Supomo menjelaskan, terkait metode pembelajaran maupun tahapan protokol kesehatan di sekolah saat ini semuanya sudah disiapkan. Akan tetapi, hal yang paling utama adalah kondisi kesehatan warga sekolah, baik para guru, murid maupun orang tua.

“Kalau tidak cermat maka bisa menjadi penularan, kita khawatir di situ. Oleh karena itu, kita pastikan siapapun nanti yang akan mengikuti pendidikan tatap muka semuanya harus sehat dan disiplin menerapkan protokol kesehatan,” kata dia.

Mantan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya ini menambahkan, dalam merumuskan kajian sekolah tatap muka pihaknya juga melibatkan pakar kesehatan masyarakat dan pakar epidemiologi. Setiap masukan dari para ahli dinilai penting dalam menyusun SOP pembelajaran di sekolah.

“Karena jumlah guru banyak, sekarang ini kita masih estafet melakukan swab kepada mereka. Kita juga melakukan pendataan kepada wali murid. Jangan sampai nanti anak pulang kemudian tertular dan keluarganya menjadi tertular juga, jangan sampai itu,” ujarnya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya menggelar pertemuan dengan seluruh Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri dan Swasta di Surabaya terkait rencana pembelajaran tatap muka. Pertemuan digelar secara virtual. Risma berpesan agar para guru tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama ketika berada di luar rumah.

“Karena itu bapak ibu sekalian saya mohon bantuan semuanya agar disampaikan ke para guru. Jadi jangan bergerombol, kita tidak tahu siapa yang sakit. Mungkin kita kuat tapi yang tertular belum tentu kuat,” ujar Risma.

Risma mengatakan, guru adalah sosok penting dalam membentuk karakter anak-anak Surabaya. Karenanya, ia tak ingin ada guru yang sampai sakit karena tertular Covid-19. Untuk itu, cara satu-satunya agar terhindar dari virus tersebut adalah dengan disiplin memakai maker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan.

“Jadi karena itu saya mohon sekali dengan hormat tolong jaga jarak, gunakan masker dan rajin cuci tangan. Saya mohon dengan hormat panjenengan (anda) semuanya mengikuti apa yang saya sampaikan,” ujarnya.

Terkait rencana digelarnya pembelajaran tatap muka, Risma mengatakan, sebelum kebijakan itu diterapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya harus memastikan semua warga di sekolah itu benar-benar sehat. Sebab, ia tak ingin sampai terjadi klaster di lingkungan sekolah.

“Misalnya ada satu orang siswa positif, apa gurunya nanti tidak tertular? Jadi makanya sebelum belajar tatap muka dibuka murid juga harus kita test swab semua. Jadi nanti kalau selesai guru, akan kita tes swab muridnya,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement