Ahad 27 Sep 2020 12:32 WIB

Podcast Jadi Model Baru Pembelajaran

Koneksi autentik pembaca acara dan pendengar menjadikan podcast menarik untuk belajar

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Friska Yolandha
Podcast (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Podcast (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Belum adanya tanda-tanda pandemi Covid-19 menurun memaksa lembaga pendidikan memperpanjang proses belajar jarak jauh. Pembelajaran daring turut menuntut tenaga pendidik memberi pembelajaran kekinian dan tidak membosankan.

Producer of Podcast Live in Oz and This Teaching Life dan Pakar Pengajaran dan Pembelajaran University of Melbourne, Dr Xia Cui mengatakan, tidak ada yang namanya podcaster profesional. Artinya, semua orang bisa melakukannya.

Ia menerangkan, ada tiga kriteria utama yang bisa membuat konten suara atau podcast sukses. Mulai koneksi autentik pembaca acara dengan pendengar, konten yang mendidik, menghibur atau menginspirasi, dan konten berkelanjutan.

Cui menekankan, otentik yang natural dapat diperoleh dari topik-topik konten yang diminati pembawa acara atau produser. Selain itu, penting bagi pengajar yang memberikan materi menyelinginya dengan hiburan atau lelucon kecil.

"Karena, salah satu masalah terbesar yang dihadapi mahasiswa seluruh dunia saat ini di ruang universitasnya merupakan kurangnya koneksi dan hanya rasa kesepian," kata Cui dalam lokakarya Universitas Islam Indonesia (UII) Learning Center, Ahad (27/9).

Kemudian, penting menentukan pendengarnya karena jika pendidiknya dosen, pendengarnya bisa mahasiswa, masyarakat atau staf kampus. Lalu, pembicara atau narasumber harus disesuaikan dengan tujuan pembuatan konten podcast.

"Jika telah ditentukan semua, lalu Anda harus memikirkan nama sampul poster dan dipikirnya cara membuatnya menarik," ujar Cui.

Pemakaian kata-kata menarik dalam poster harus dipikirkan seperti jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut atau jika Anda tertarik. Ia mengingatkan, podcast yang terlalu panjang bisa membuat orang tidak tertarik mendengarnya.

Menurut Cui, 10-20 menit sudah cukup karena jika lebih dari itu orang merasa buang-buang waktu dan akhirnya memilih tidak mendengarkan. Untuk wawancara, pembawa acara harus membuat narasumber nyaman dan jadi pendengar yang baik.

"Podcast tidak harus pertemu secara langsung di tempat yang sama, bisa juga berjauhan. Untuk itu, software wawancara yang dapat dipakai seperti perekam, studio, Zoom, panggilan telepon, atau Skype," kata Cui.

Proses perekaman dimulai pemilihan ruangan yang pas dan tidak banyak gangguan suara luar, cek baterai, SD card, level audio, tes rekaman dan rekam suara di ruang yang ditentukan. Mengeditnya bisa memakai Audacity atau Adobe Audition.

Cui menyebut beberapa software yang bisa dipakai. Podcast direktori seperti iTunes, Stitcher, PodBean, Google Podcast, dan Spotify, sedangkan podcast promosi bisa memakai sosial media, blog, website, newsletter dan lain-lain.

Dosen Prodi Manajemen UII, Drs Muhammad Bakr Muhlison, jadi salah satu tenaga pendidik yang memanfaatkan podcast untuk pembelajaran. Walaupun diakui tidak mudah, ia tertarik mempelajari lebih jauh agar materi yang diberikan menarik.

"Jujur saya baru mengenal podcast akhir-akhir ini, dan alhamdulillah langsung dapat materinya hari ini. Namun, saya perlu belajar lebih jauh lagi tentang podcast agar sistem pembelajaran kelas saya semakin beragam," ujar Bakr.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement