Ahad 27 Sep 2020 15:23 WIB

Enam Pegawai Dinkes Purbalingga Positif Covid 19

Pemkab Purbalingga telah memberlakukan work from home (WFH) pada para tenaga medis,

Rep: eko widiyatno/ Red: Hiru Muhammad
Bantuan sosial terdampak Covid-19 dari Pemprov Jateng, mulai disalurkan di Kabupaten Purbalingga. Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyebutkan, dalam dalam program Bansos Provinsi ini, Kabupaten Purbalingga mendapat kuota bantuan sebanyak 43.542 KK.
Foto: istimewa
Bantuan sosial terdampak Covid-19 dari Pemprov Jateng, mulai disalurkan di Kabupaten Purbalingga. Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyebutkan, dalam dalam program Bansos Provinsi ini, Kabupaten Purbalingga mendapat kuota bantuan sebanyak 43.542 KK.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA--Penyakit Covid-19 di Purbalingga mulai menjalar ke klaster perkantoran. Salah satunya di kantor Dinas Kesehatan. Di OPD yang menjadi garda terdepan penanganan Covid 19 tersebut, sebanyak 6 orang dipastikan terjangkit Covid 19. "Dari jumlah itu, empat orang sudah sembuh dan dua orang lainnya masih dalam perawatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, drg Hanung Wikantono, Sabtu (26/9).

Namun dengan adanya temuan itu, dia menyebutkan lantai II kantor Dinkes kita tutup selama tiga hari. Dia juga menyebutkan, pihaknya sudah melakukan tes swab terhadap seluruh pegawai yang berkantor di lantai II.

Dia menyebutkan, adanya kasus Covid `19 di kantornya, menyusul adanya seorang pegawai di bagian pengendalian penyakit terkonfirmasi positif. Setelah satu orang pegawai terkonfirmasi positif, Dinas Kesehatan menggelar tes usap untuk semua pegawai. "Hasilnya, ada enam orang yang terkonfirmasi positif," katanya.

Dia menyebutkan, pegawai tersebut terjangkit Covid 19 karena imunitas turun dan sering turun langsung ke lapangan dalam rangka pengendalian wabah Covid 19. "Tugas ini sering menyebabkan dia sering kontak dengan warga yang positif. Meski pun mengenakan APD lengkap, bila imunitas sedang menurun seseorang menjadi rentan tertular," katanya.

Untuk itu,  Hanung telah mengusulkan pada Pemkab Purbalingga untuk memberlakukan work from home (WFH) pada para tenaga medis, atau bisa bekerja bergantian. "Dari masa awal wabah, para nakes ini bekerja tanpa henti.  Hal ini dikhawatirkan akan menurunkan imunitas tubuh sehingga mudah tertular," katanya.

Mengenai ketersediaan APD, dia menyebutkan, ketersediaan APD bagi tenaga medis hingga saat ini masih mencukupi. Namun untuk alat untuk kebutuhan tes swab, disebutkan stoknya sudah semakin menipis. "Kami sudah ajukan tambahan sambil menunggu nota dinas semoga ada bantuan dari provinsi. Seperti sebelumnya, kami mendapat bantuan dari Yogya sekitar 400 unit," tuturnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement