Ahad 27 Sep 2020 18:29 WIB

Belum Ada Laporan Kerusakan Akibat Gempa Sukabumi

Gempa magnitudo 3,4 menguncang Sukabumi pad Ahad sore.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Bayu Hermawan
Gempa bumi (ilustrasi)
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Guncangan gempa dengan magnitudo 3,4 melanda Sukabumi dan sekitarnya, Ahad (27/9) sore. Namun hingga kini belum dilaporkan adanya kerusakan akibat gempa tersebut.

Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa ini terjadi sekitar pukul 16.23 WIB. Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan 3,4 dengan episenter terletak pada koordinat 7.02 LS dan 107.03 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 15 kilometer Tengggara Kota Sukabumi pada kedalaman lima kilometer.

Baca Juga

"Guncangan gempa dilaporkan terjadi pada Ahad sore,'' kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, Ahad. Hingga kini belum dilaporkan adanya kerusakan akibat gempa.

Namun kata Zulkarnain, petugas sudah diminta memantau dampak gempa. Sehingga ketika ada laporan bisa dilakukan penanganan dengan cepat.

Zulkarnain menuturkan, berdasarkan data BMKG menyebutkan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat aktivitas Sesar Cimandiri. Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di Cirenghas, Sukabumi dengan Skala Intensitas II MMI.

Lebih lanjut Zulkarnain mengutip BMKG bahwa getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut.

Hingga pukul 16.48 WIB ungkap Zulkarnain berdasarkan hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Sehingga masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement