REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI Syariah tercatat positif per Agustus 2020. Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Mulyatno Rachmanto mengatakan, pembiayaan dan DPK masih bisa tumbuh double digit secara tahunan meski di tengah pandemi.
"DPK BRI Syariah di bulan Agustus 2020 ini, Alhamdulillah tumbuh sampai 60 persen dibandingkan Agustus 2019, sementara pembiayannya tumbuh sekitar 59 persen dibanding Agustus 2019," katanya pada Republika, Ahad (27/9).
Salah satu strategi untuk pertumbuhan DPK dan pembiayaan adalah meningkatkan kerja sama dengan instansi-instansi terkait payroll dan employee based financing. Pertumbuhan pembiayaan ditopang dengan pembiayaan UMKM, juga Kredit Usaha Rakyat (KUR) Syariah.
Kinerja KUR efektif di semester I 2020 sehingga target terpenuhi sebelum akhir tahun. Ini membuat pemerintah kembali menambah kuota KUR BRI Syariah dari semula Rp 3 triliun menjadi Rp 4,5 triliun. Sehingga berkontribusi positif pada kinerja pembiayaan.
"KUR Alhamdulillah penyalurannya juga tumbuh positif dan pesat, kuota awal KUR BRIsyariah tahun 2020 sebesar Rp 3 triliun dan di bulan Juli 2020 diberikan penambahan sebesar Rp 1,5 triliun," katanya.
Per September 2020, penyalurannya telah mencapai Rp 3,95 triliun. Pertumbuhan pembiayaan ini juga dipercepat dengan digitalisasi melalui i-Kurma yang meringkas proses administratif.
Dengan i-Kurma, pemohon pembiayaan hanya perlu menyampaikan identitas dan keterangan mengenai usahanya. Maksimal dalam dua hari sudah ada keputusan. Transformasi digital merupakan salah satu fokus BRIsyariah di masa saat ini.
Di era pandemi saat ini, BRI Syariah berkomitmen untuk bertransformasi dan berinovasi untuk terus tumbuh. Transformasi ini diarahkan sesuai visi misi, yaitu menjadi bank ritel terkemuka dengan beragam layanan.