Senin 28 Sep 2020 11:00 WIB

Ketika Jokowi Sebut Lagi Soal Mini Lockdown

Jokowi menilai pembatasan skala provinsi merugikan masyarakat.

Red: Indira Rezkisari
Pekerja membersihkan layar iklan pesan layanan masyarakat terkait penanganan Covid-19 di Jakarta, Ahad (27/9/2020). Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa penanganan pandemi Covid-19 membutuhkan kedisiplinan dan kerja keras dari seluruh komponen bangsa.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Pekerja membersihkan layar iklan pesan layanan masyarakat terkait penanganan Covid-19 di Jakarta, Ahad (27/9/2020). Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa penanganan pandemi Covid-19 membutuhkan kedisiplinan dan kerja keras dari seluruh komponen bangsa.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Sapto Andika Candra, Rizky Suryarandika, Flori Sidebang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, penerapan intervensi berbasis lokal atau mini lockdown di suatu daerah untuk mencegah penyebaran penularan Covid-19 lebih efektif. Mini lockdown lebih baik daripada penerapan pembatasan di skala yang lebih besar atau di skala provinsi.

Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional melalui video conference di Istana Merdeka, Senin (28/9).

“Artinya pembatasan berskala mikro baik itu di tingkat desa, di tingkat kampung, di tingkat RW, RT, atau di kantor, atau di ponpes. Saya kira itu lebih efektif. Mini lockdown yang berulang itu akan lebih efektif,” ujar Jokowi.