Senin 28 Sep 2020 14:33 WIB

Korsel: Penembakan Pejabat Korsel Harus Diselidiki Bersama

PM Korsel minta penembakan pejabat perikanan diselidiki bersama Korut

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
PM Korsel minta penembakan pejabat perikanan diselidiki bersama Korut. Ilustrasi.
Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji
PM Korsel minta penembakan pejabat perikanan diselidiki bersama Korut. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Perdana Menteri Korea Selatan (Korsel) Chung Sye-kyun mengatakan dua negara Korea harus segera menggelar penyelidikan insiden penembakan pejabat perikanan Korsel oleh tentara Korea Utara (Korut). Chung mengatakan perdamaian hanya dapat diraih dengan komunikasi.

"Suka atau tidak, (dua negara Korea) tidak dapat melestarikan perdamaian tanpa komunikasi. Demi mencegah insiden ini berkembang menjadi rintangan serius, penyelidikan pencarian fakta harus dilakukan secepatnya," kata Chung dalam wawancara di stasiun radio seperti dikutip kantor berita Korsel, Yonhap, Senin (28/9).

Baca Juga

Pada Selasa (22/9) lalu tentara Korut menembak pejabat perikanan Korsel yang sedang berlayar di perairan mereka. Militer Korsel mengatakan tentara Korut mengkremasi jenazah laki-laki berusia 47 tahun itu. Pejabat tersebut hilang setelah melakukan tugasnya di perbatasan Laut Kuning pulau Yeonpyeong.

Melalui pesan yang dikirimkan melalui badan intelijen urusan Korsel, Departemen Front Unifikasi, Pemimpin Korut Kim Jong-un menyampaikan permintaan maaf atas kejadian ini. Korut mengatakan yang dibakar oleh pasukan mereka bukan jenazah pejabat tersebut tapi benda yang membuat tubuhnya mengapung.  

Ahad (27/9) kemarin kantor Kepresidenan Korsel mengajak Korut untuk menggelar penyelidikan bersama serta membuka kembali saluran komunikasi militer untuk melakukan pekerjaan tersebut.

"Kedua belah pihak harus menerima hasil dari penyelidikan yang dilakukan bersama-sama. Saya melihat tidak ada alasan mengapa kami tidak melakukannya bersama-sama," kata Chung.

Perdana menteri juga menekankan pentingnya memperbaiki saluran komunikasi Korsel-Korut. Menurutnya insiden penembakan ini mungkin dapat dicegah apabila militer kedua negara memiliki saluran komunikasi.

"Mengembalikan saluran komunikasi Korut-Korsel, termasuk saluran militer dibutuhkan kedua belah pihak," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement