Senin 28 Sep 2020 14:33 WIB

Vaksin Covid-19 Dapat Sebabkan Jutaan Hiu Tewas

Pembuatan vaksin membutuhkan squalene dari hiu.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Ikan hiu. GlaxoSmithKline berencana memproduksi satu miliar dosis vaksin Covid-19 yang membutuhkan shark squalene.
Foto: EPA
Ikan hiu. GlaxoSmithKline berencana memproduksi satu miliar dosis vaksin Covid-19 yang membutuhkan shark squalene.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian untuk menciptakan vaksin pencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) mungkin berdampak pada kematian banyak hiu di lautan. Hal ini karena organ hati dari hewan karnivora ini diperlukan sebagai bahan baku utama.

Dilansir TMZ, sebuah perusahaan farmasi di Inggris,  GlaxoSmithKline saat ini memproduksi vaksin flu, yang meliputi shark squalene, yaitu minyak alami yang diproduksi di hati hiu. Dari bahan itu diketahui bahwa tercipta respons yang kuat dari sistem kekebalan penerima.

Baca Juga

Hal tersebut kemudian membuat GlaxoSmithKline berencana memproduksi satu miliar dosis vaksin Covid-19 yang membutuhkan shark squalene. Sebeuah kelompok lingkungan hidup, Shark Allies mengatakan bahwa rencana itu membutuhkan hingga seperempat juta hiu guna menghasilkan minyak alami di hati hewan tersebut.

Jumlah ini adalah hanya untuk satu dosis per orang. Jika diperlukan dua dosis, berarti hingga setengah juta hiu terbunuh.

"Memanen sesuatu dari hewan liar tidak akan pernah berkelanjutan, terutama jika itu adalah predator teratas yang tidak bereproduksi dalam jumlah besar,” ujar Stefanie Brendl dari Shark Allies.

Squalene adalah bahan yang didambakan dalam kosmetik dan oli mesin. Diperkirakan tiga juta hiu dibunuh setiap tahun karena squalene.

Selama ini diketahui bahwa Paus Orca memangsa hati hiu dan bisa mengeluarkannya dengan seperti halnya prosedur operasi. Beberapa hati hiu memiliki berat hingga 180 lbs, sekitar 81,6 kg.

Sementara itu, dilansir The Sun, selama bertahun-tahun, vaksin dari squalene telah digunakan untuk mengobati atau mencegah penyakit, seperti berbagai jenis influenza dan virus corona, termasuk SARS-CoV dan MERS-CoV serta rabies.

Para aktivis khawatir bahwa, dalam perlombaan untuk mengembangkan vaksin, "permintaan akan hiu squalene bisa meroket, yang menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam pembunuhan hiu". Diyakini sebuah perusahaan memilih untuk menggunakan squalene yang diturunkan dari hiu dalam adjuvan mereka daripada alternatif nabati yang berkelanjutan karena alasan biaya. Squalene nabati sekitar 30 persen lebih mahal daripada squalene hiu.

"Salah satu alasan mengapa hiu squalene lebih murah adalah karena kemudahan ekstraksi dari hiu,” jelas pernyataan Shark Allies.

Proses ini hanya membutuhkan waktu sepuluh jam sedangkan hampir 70 jam pemrosesan diperlukan untuk mendapatkan minyak zaitun squalene dengan kemurnian yang sama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement