Senin 28 Sep 2020 14:45 WIB

Arab Saudi Sambut Baik Pertukaran Tahanan di Yaman

Pihak-pihak yang bertikai di Yaman setuju untuk menukar 1.081 tahanan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Pihak-pihak yang bertikai di Yaman setuju untuk menukar 1.081 tahanan. Ilustrasi. (ilustrasi).
Foto: Presstv.ir/ca
Pihak-pihak yang bertikai di Yaman setuju untuk menukar 1.081 tahanan. Ilustrasi. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GLION -- Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffiths, mengumumkan tentang perjanjian pertukaran tahanan terbesar di Yaman pada Ahad (27/9). Langkah ini pun mendapatkan sambutan baik oleh Arab Saudi.

"Saya diberi tahu bahwa sangat jarang pembebasan tahanan dalam skala ini selama konflik, yang sebagian besar terjadi setelah konflik," kata utusan PBB Martin Griffiths di desa Glion, Swiss, tempat kesepakatan itu diumumkan.

Baca Juga

Arab Saudi menyambut baik perjanjian itu sebagai langkah menuju solusi politik yang komprehensif dan meminta Houthi untuk tidak merusak upaya Griffiths. "Tujuan di balik perjanjian ini adalah murni kemanusiaan. Ini juga akan membangun basis yang kokoh untuk dialog dan untuk mencapai solusi politik yang komprehensif," kata juru bicara koalisi militer, Kolonel Turki al-Malki.

Pihak-pihak yang bertikai di Yaman setuju untuk menukar 1.081 tahanan, termasuk 15 warga Saudi. PBB menyatakan keputusan ini sebagai bagian dari langkah membangun kepercayaan yang bertujuan menghidupkan kembali proses perdamaian yang terhenti.

Selama konferensi pers di Riyadh, Malki mengatakan tahap pertama dari perjanjian itu akan membebaskan 400 orang, termasuk 15 tentara Saudi dan empat orang Sudan. Sementara koalisi akan membebaskan 681 pejuang Houthi dalam pertukaran terbesar sejak pembicaraan damai di Stockholm pada Desember 2018.

Perwakilan dari komite pertukaran tahanan Houthi, Abdulkader al-Murtada, memberikan angka yang sama dengan Saudi di Glion. "Tentu saja file ini dianggap salah satu untuk membangun kepercayaan antara para pihak dan jika ada hal positif pergerakan di file tahanan, tanpa ragu itu akan mempengaruhi file lainnya," katanya.

Waktu, urutan, dan logistik pertukaran masih diselesaikan oleh Komite Palang Merah Internasional, yang akan mengatur transfer langkah tersebut. PBB mencoba memulai kembali negosiasi politik untuk mengakhiri perang yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan terbesar di dunia dengan jutaan orang di ambang kelaparan.

Pemerintah Yaman yang didukung oleh koalisi militer dipimpin Saudi dan gerakan Houthi yang berpihak pada Iran telah berperang selama lebih dari lima tahun.

“Tujuan keseluruhan kami saat ini adalah untuk mencapai kesepakatan tentang apa yang kami sebut deklarasi bersama yang merupakan gencatan senjata nasional untuk mengakhiri perang di Yaman,” kata Griffiths.

Griffiths menyatakan langkah itu akan disertai dengan upaya lain untuk membuka pelabuhan, bandara, dan jalan. "Pencapaian di sini saya kira niscaya akan berefek memantul untuk itu, sehingga akan mendorong para pihak untuk bekerja lebih keras untuk menyelesaikan perbedaan akhir," ujarnya.

Kedua kelompok telah menandatangani kesepakatan pada akhir 2018 untuk menukar sekitar 15 ribu tahanan yang terpecah antara kedua belah pihak. Namun, pakta tersebut lambat dilakukan dan hanya diterapkan sebagian.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement